kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gas alam merosot ke level terendah Desember 2015


Senin, 20 Februari 2017 / 17:16 WIB
Gas alam merosot ke level terendah Desember 2015


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kekhawatiran berakhirnya musim dingin yang akan menggerus permintaan pelaku pasar global jadi katalis utama kemerosotan harga gas alam.

Mengutip Bloomberg, Senin (20/2) pukul 16.21 WIB harga gas alam kontrak pengiriman Maret 2017 di New York Mercantile Exchange menukik 2,47% ke level US$ 2,76 per mmbtu dibanding hari sebelumnya atau level terendahnya sejak Desember 2015 silam. Bahkan sepanjang sepekan terakhir harga gas alam sudah tenggelam 6,12%.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures mengatakan perkiraan suhu udara yang mulai menghangat di mayoritas kawasan Amerika Serikat jadi faktor utama yang memojokkan pergerakan harga gas alam.

AccuWeather memperkirakan suhu akan lebih hangat di Timur Amerika Serikat sepanjang 27 Februari – 3 Maret 2017 mendatang. Sementara di New York sendiri suhu akan berada di rata-rata 16 derajat celcius atau 18 derajat lebih hangat dari biasanya.

“Perkiraan ini seolah mempertegas alasan kenapa penurunan pasokan gas alam AS pekan lalu mengempis,” jelas Andri.

Memang pada laporan Energy Information Administration (EIA) per 10 Februari 2017 lalu stok gas alam mingguan AS hanya turun 114 miliar kaki kubik dari pekan sebelumnya yang turun 152 miliar kaki kubik.

Perkara akan segera berakhirnya musim dingin akan jadi beban bagi pergerakan harga gas alam untuk beberapa waktu ke depan. Tidak heran Andri menduga Selasa (21/2) harga gas alam masih berpotensi untuk lanjutkan penurunannya. Walau rentang akan lebih terbatas mengingat koreksi yang terjadi saat ini cukup signifikan.

Tekanan lainnya datang dari laporan stok gas alam AS secara total hingga 10 Februari 2017 lalu yang mencapai 2,44 triliun kaki kubik. Level ini berada 3,7% di atas level rata-rata cadangan gas alam lima tahunan milik Negeri Paman Sam.

Meski demikian Andri menilai kans harga gas alam untuk rebound lagi juga masih terbuka. “Dengan koreksi yang signifikan akan memicu pelaku pasar untuk melakukan aksi bargain hunting dan memanfaatkan keuntungan dari harga yang terlampau rendah,” tebak Andri.

Walau nantinya pergerakan akan lebih jelas terlihat setelah Kamis (24/2) setelah rilis data stok gas alam mingguan milik AS. "Yang pasti saat ini support kuatnya di US$ 2,50 per mmbtu dan belum akan melewati level tersebut setidaknya sepanjang pekan ini," duga Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×