kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fakta Penting Tentang Bakrie & Brothers


Selasa, 20 Januari 2009 / 15:53 WIB
Fakta Penting Tentang Bakrie & Brothers


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sepak terjang Bakrie & Brothers (BNBR) belakangan membuat bingung dan kecewa para pemegang saham minoritas. Berikut merupakan beberapa fakta penting tentang emiten berkode saham BNBR itu.

- Bakrie & Brothers memiliki saham di PT Bumi Resources, PT Bakrie Sumatera Plantations, PT Bakrieland Development, PT Energi Mega Persada dan PT Bakrie Telecom.


- Grup Bakrie didirikan pada 1942 oleh Achmad Bakrie, ayah dari Menkokesra Aburizal Bakrie.

- Pada tahun 1997-1998, seperti halnya perusahaan lokal lain, Bakrie dinyatakan gagal bayar (default) atas utangnya. Pada 2001, BNBR merestrukturisasi utangnya sebesar US$ 1,2 miliar dengan menukarkannya atas sejumlah saham perusahaan.

- Tahun 2001, anak usaha BNBR yakni PT Bumi Resources membeli 80% saham PT Arutmin Indonesia dari BHP Billiton dengan nilai US$ 148 juta. Bumi juga membeli PT Kaltim Prima Coal dari BP dan Rio Tinto senilai US$ 500 juta pada 2003.

- Di tahun 2006, musibah lumpur Lapindo muncul di sebuah kota dekat Surabaya. Para analis dan ahli mengatakan, lumpur tersebut diakibatkan oleh pengeboran tanah yang dilakukan oleh perusahaan milik keluarga Bakrie. Meski demikian, Grup Bakrie menyangkalnya dan menolak bertanggungjawab. Mereka mengatakan, lumpur tersebut terjadi akibat gempa bumi.

- Lumpur tersebut menyebabkan 12 desa terendam lumpur dan sekitar 50.000 orang diungsikan dari tempat tinggalnya. Akibatnya, pemerintah mengharuskan PT Lapindo Brantas membayar ganti rugi kepada korban lumpur senilai Rp 3,8 triliun sebagai kompensasi bagi para korban.

- 2008, BNBR mengonsolidasikan bisnis keluarga Bakrie dengan membeli saham keluarga di Bumi, Bakrieland dan Bakrie Sumatera senilai US$ 5,6 miliar yang didapat dari penerbitan saham baru.

- Bumi juga mengakuisisi saham mayoritas perusahaan tambang asal Australia Herald Resources senilai US$ 547 juta.

- Kemudian, Bakrie & Brothers meminjam dana sebesar US$ 1,1 miliar dari Oddickson. Selain itu Bakrie juga mencari pinjaman dari JPMorgan dan ICICI India dengan masing-masing pinjaman sebesar US$ 150 juta. Sebagai jaminannya, Bakrie menggadaikan sejumlah saham Bumi, Energi, Bakrieland, Bakrie Sumatera dan Bakrie Telecom.

- Tepat pada 28 November 2008, Northstar Pacific membeli sekitar US$ 575 juta utang Bakrie & Brothers kepada Oddickson. Sebulan kemudian, Bakrie & Brothers dan Northstar membentuk usaha patungan yang mengontrol 21,4% saham Bumi.

- Pada Januari 2009, sesaat setelah dilakukannya restrukturisasi utang, Bumi mengakuisisi tiga perusahaan tambang yaitu PT Darma Henwa Tbk, PT Fajar Bumi Sakti dan PT Pendopo Energi Batubara dengan total nilai lebih dari Rp 6 triliun atau US$ 540 juta.

- Langkah ini membuat pemegang saham minoritas berang dan mempertanyakan langkah yang mereka ambil.

- Pada 16 Januari, saham Bumi anjlok ke level Rp 385 dari harga tertingginya pada Juni 2008 sebesar Rp 8.750. Adanya penurunan tersebut menimbulkan pertanyaan lain mengenai keputusan Bakrie pada Oktober 2008 yang berniat melakukan program buy back, di mana investor akan mendapatkan bayaran sebesar Rp 2.150 rupiah per saham.

- Investor minoritas juga mempertanyakan penggunaan dana perusahaan untuk membeli kembali saham pada harga lima kali lebih tinggi dibanding harga pembukaan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×