Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil US Treasury kembali naik lantaran investor sedang wait and see jelang pengumuman suku bunga acuan The Fed.
Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki mengatakan kenaikan yield US Treasury terjadi karena investor sedang bersikap wait and see dampak atas kekhawatiran akan kenaikan suku bunga The Fed.
"Investor sedang menunggu keputusan dari The Fed akan menaikkan suku bunga berapa persen dan besok juga ada RDG sehingga ini menyebabkan investor melakukan wait and see," ujar Gama kepada Kontan.co.id, Rabu(21/9).
Baca Juga: Imbal Hasil US Treasury Terus Naik, Obligasi Dalam Negeri Bisa Tertekan
Menurut Gama, yield US Treasury sekarang berada di 3,5%, sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) berada di 7,273%. Yield SBN ini justru sudah lebih baik dari sebelumnya yang sempat menyentuh 7,5%.
Potensi kenaikan suku bunga akan sangat berdampak pada SBN. "Kita lihat dulu kebijakan dari The Fed akan menaikkan suku bunga berapa persen, karena inflasi masih cukup tinggi dan BI akan menaikkan berapa persen suku bunganya karena inflasi di Indonesia sudah mulai naik lagi," ujar Gama.
Gama meyakini pergerakan yield SUN masih cukup volatile. Di sisi lain, market di Indonesia masih cukup kuat sehingga harusnya SBN bisa berkinerja positif hingga akhir tahun. Gama memproyeksikan yield SUN acuan tenor 10 tahun akan berada di 6,5 %-6,8% pada akhir tahun.
"lnflasi salah satu hal yang diperhatikan oleh investor, jika inflasi naik justru menjadi berita yang baik bagi investor," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News