kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Yield SUN naik, investor bisa manfaatkan untuk masuk tenor jangka panjang


Senin, 16 Maret 2020 / 07:10 WIB
Yield SUN naik, investor bisa manfaatkan untuk masuk tenor jangka panjang


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan yield atau imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) Tanah Air saat ini, bisa dimanfaatkan investor untuk masuk ke obligasi bertenor panjang.

Pengamat Pasar Modal Anil Kumar menekankan, kondisi yang terjadi di pasar keuangan global saat ini, termasuk Tanah Air merupakan perilaku irrational. Hal ini terjadi karena hadirnya uncertainty atau ketidakpastian dalam dunia medis.

"Hingga hari ini tidak ada satu data pun yang bisa memberitahukan kapan pandemi ini akan berakhir. jadi permasalahan saat ini bukan di pasar keuangan tapi di dunia medis," jelas Anil kepada Kontan, Minggu (15/3).

Baca Juga: Saran ekonom ke pemerintah untuk cegah penyebaran wabah corona

Ke depan, Anil menjelaskan perilaku irrational yang terjadi saat ini tidak akan bisa dievaluasi oleh siapapun. Adapun kebijakan moneter yang digelontorkan banyak bank sentral global dirasa tidak akan banyak membantu, sebab demand menjadi hilang.

Selain itu, kenaikan imbal hasil SUN Tanah Air juga disebabkan adanya penarikan dana ETF Emerging market secara general, termasuk di Indonesia. Ditambah lagi, posisi Indonesia yang masuk menjadi pasien Twin deficit yaitu deficit balance of payment dan fiscal budget deficit membuat yield SUN terdorong naik.

"Prospek ke depan Indonesia tidak berubah banyak, yang berarti secara rata-rata Indonesia ekonominya akan bertumbuh lebih cepat dari negara-negara lain di dunia, walaupun secara umum pertumbuhan ekonomi akan melambat di dunia di 2020," ujarnya.

Baca Juga: WOM Finance belum melihat dampak virus corona (Covid-19) ke bisnis pembiayaan 

Di samping itu, kenaikan imbal hasil SUN akhir-akhir ini dinilai Anil bisa meyakinkan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suki bunga acuannya di level saat ini, yakni 4,75%. Meskipun begitu, Anil mengakui BI masih memiliki ruang untuk pemangkasan suku bunga acuan hingga ke level 4%. Ini mengacu pada langkah The Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunganya 50-100 bps ke 0% di rapatnya bulan ini.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×