Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar yen Jepang (JPY) melemah pasca dirilisnya data current account dan GDP kuartal IV pada minggu (8/3) waktu setempat. Yen juga tergencet dollar yang makin kuat.
Mengutip Bloomberg, Senin (9/3) pukul 15.05 WIB, pasangan EUR/JPY naik 0,27 menjadi 131,36. Pairing USD/JPY naik 0,15% menjadi 121,01. Sementara itu pasangan AUD/JPY naik 0,07% menjadi 93,29.
Analis PT Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono melemahnya yen karena rilis data current account dan GDP kuartal IV yang menunjukkan hasil negatif. “Secara fundamental dari data yang dirilis cukup berimbas pada pelemahan yen,” kata dia.
Untuk diketahui, Jepang pada minggu (8/3) baru saja merilis data current account yang menunjukkan hasil sebesar 1,06 triliun yen, meleset dari prediksi sebesar 1,16 triliun yen. Sementara itu,
Menurut Suluh melemahnya yen memang membuat euro terlihat menguat. Tetapi tidaknya adanya rilis data ekonomi Eropa yang cukup kuat untuk mendorong euro, membuat mata uang Eropa ini kemungkinan hanya rebound. “Pasangan ini hanya naik sebentar sampai hari ini saja dan potensi kenaikannya terbatas, sementara itu secara garis besar trennya turun,” kata dia.
Analis PT Soe Gee Futures, Alwi Assegaf menilai pairing USD/JPY menunjukkan tren naik. Secara fundamental data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dirilis jumat (6/3) menunjukkan hasil positif.
Lihat saja data nonfarm employment change bulan februari tercatat sebesar 295.000, melampaui prediksi yaitu 240.000 dan naik dari sebelumnya sebesar 239.000. Belum lagi data tingkat pengangguran AS di bulan Februari sebesar 5,5 %, melampaui prediksi yaitu 5,6% dan naik positif dari sebelumnya 5,7%.
Data tersebut memperkuat ekspektasi pasar bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan menanggalkan kalimat “sabar” untuk menaikan tingkat suku bunga acuannya. “Ini yang mendorong dollar AS naik dan mengungguli mata uang lainnya termasuk yen,” kata Alwi.
Sementara itu kebijakan moneter Jepang kian kontras. Jepang masih saja menambah stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonominya sedangkan AS sudah lebih maju dengan rencananya untuk mengerek suku bunga.
Dengan faktor tersebut Alwi memperkirakan pasangan USD/JPY akan dalam tren bullish. “ Kondisi AS dan Jepang yang kian kontras membuat dollar AS terus naik terhadap yen,” kata dia.
Analis PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, menilai menguatnya dollar Australia terhadap yen Jepang karena adanya katalis positif yaitu surplusnya neraca perdagangan China. Untuk diketahui China merupakan partner dagang utama Australia.
“Dengan surplusnya neraca perdagangan China mengindikasikan bahwa permintaan ekspor Australia meningkat,” kata Christian.
Untuk hari ini, Christian menilai pasangan AUD/JPY masih ada potensi menguat. “Secara tren masih ada peluang untuk menguat dalam jangka pendek mengingat negatifnya data ekonomi yang dirilis jepang kemudian bersamaan dengan positifnya data neraca perdagangan China yang bisa memperbaiki outlook ekspor Australia,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News