Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pergerakan pasangan USD/JPY masih dipengaruhi oleh rilis data non farm payroll AS pada Jumat (6/2) lalu. Sehingga sejak awal pekan ini yen masih terus melemah terhadap the greenback.
Analis PT Millenium Penata Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan, nilai tukar dollar AS berbanding yen Jepang, “Sudah break high dari level 117 ke level 119,” katanya. Dari grafik harian, kenaikan ini sangat signifikan karena melonjak hampir 200 poin. Didorong oleh faktor dollar AS yang memang kuat.
Sementara dari yen sendiri tidak ada faktor utama penggerak. Sehingga dapat diprediksi bahwa penguatan ini masih akan bertahan hingga besok. Secara historis bahkan pasangan USD/JPY terlihat bisa menembus level 121 yang mana ini merupakan level tertinggi sejak bulan November 2014 lalu.
“Perlu diingat pelemahan yen ini tidak mengkhawatirkan Bank Sentral Jepang,” papar Suluh. Penyebabnya, pelemahan JPY ini memang seperti apa yang diharapkan oleh Bank Sentral Jepang. Jika JPY melemah maka ini akan menjadi bagus untuk ekspor Jepang. Pergerakan ini lah yang justru diharapkan oleh Bank Sentral Jepang.
Jika menilik data penjualan ritel dan klaim pengangguran AS yang buruk hari ini menurut Suluh belum akan memberikan pengaruh langsung. “Rilisnya malam, jadi pengaruhnya baru untuk Jumat (13/2),” jelas Suluh. Yang mungkin saja pada Jumat, USD/JPY memiliki peluang untuk koreksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News