kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yen rentan koreksi setelah outlook BOJ negatif


Rabu, 03 Februari 2016 / 20:14 WIB
Yen rentan koreksi setelah outlook BOJ negatif


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Melalui pernyataan Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda tadi pagi, pasar menangkap sinyal negatif. Pasalnya Kuroda siap melakukan berbagai aksi moneter dengan membuka peluang penurunan suku bunga lanjutan di masa datang.

Dari pengumuman yang dirilis BOJ tadi pagi, quantitative dan qualitative easing siap dilakukan oleh BOJ dengan suku bunga yang negatif yakni minus 0,1% seperti saat ini. Tujuannya untuk mendongkrak ekonomi Jepang dan menahan risiko dari perlambatan ekonomi global.

“Pemaparan itu memberikan interpretasi bahwa aksi-aksi pelonggaran dan pemangkasan lanjutan masih bertebaran di outlook BOJ jelas itu negatif bagi yen,” kata Alwy Assegaf, Analis SoeGee Futures.

BOJ melakukan hal ini untuk memperbaiki performa ekonominya. Menurut proyeksi International Monetary Fund (IMF) pertumbuhan ekonomi Jepang tahun 2016 ini bisa membaik ke level 1,0% year on year dibanding tahun sebelumnya yang hanya 0,6%. “Itu yang dikejar BOJ,” ujar Alwy.

Namun di tengah gejolak ekonomi yang terjadi, suku bunga BOJ tidak menarik karena yieldnya yang kecil. Hal tersebut menjadi bagian dari rencana BOJ untuk menurunkan nilai yen. Agar bersaing dengan mata uang Asia lainnya yang sudah kepalang rendah levelnya saat ini.

“Selagi arah BOJ negatif, yen akan terus tergerus bahkan perannya sebagai safe haven pun hanya mampu mengangkat sementara,” analisa Alwy.

Memang hingga pukul 19.05 WIB ini yen masih cukup unggul di pasar. Sebut saja pasangan USD/JPY menukik 0,48% ke level 119,40, lalu EUR/JPY tergerus 0,40% di level 130,47 serta AUD/JPY melemah 0,40% di level 84,09.

“Ini karena terjadi risk aversion akibat bursa yang bergejolak jadi yen sebagai safe haven diburu pasar,” jelas Alwy. Meski begitu secara fundamental hal ini tidak akan bertahan lama karena yen rentan koreksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×