Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Pada transaksi awal pekan ini (27/5), yen tetap mempertahankan penguatannya versus mayoritas mata uang utama dunia setelah menorehkan keperkasaan mingguan terbesar dalam setahun terakhir pada pekan lalu.
Seperti yang dikutip dalam situs Bloomberg, pada pukul 07.05 waktu Tokyo, yen menguat 0,1% menjadi 101,19 per dollar AS. Sekadar informasi, pada periode 20 Mei-24 Mei 2013, yen perkasa 1,9% menjadi 101,31. Ini merupakan penguatan lima hari terbesar sejak 1 Juni 2012 lalu. Pada 22 Mei 2013, yen sempat menyentuh level 103,74 yang merupakan level terlemah sejak Oktober 2008.
Sementara itu, jika berhadapan dengan euro, mata uang Jepang menguat 0,1% menjadi 130,91. Pada pekan lalu, yen menguat 1,1% menjadi 131,01 per euro.
Di sisi lain, posisi dollar AS tampak stabil di level US$ 1,2938 per euro setelah melemah 0,7% menjadi US$ 1,2932 pada minggu yang berakhir 24 Mei lalu.
Keperkasaan yen terhadap 16 mata uang dunia bukan tanpa alasan. Yen semakin diburu setelah pejabat the Federal Reserve memberikan sinyal yang berbeda-beda mengenai kebijakan stimulus. Sedangkan penentu kebijakan Jepang masih tetap mempertahankan penggelontoran stimulusnya.
"Koreksi pada pasar saham Jepang berdampak pada koreksi dollar-yen. Hal ini merupakan akibat upaya pembalikan arah di pasar. Yen merupakan bagian dari hal itu," jelas Robert Sinche, global strategist Pierpont Securities di Stamford, Connecticut.
Catatan saja, yen sudah melemah 18% dalam enam bulan terakhir versus sembilan mata uang negara maju seiring langkah Perdana Menteri Shinzo Abe yang berjanji untuk mengakhiri deflasi yang sudah berlangsung selama 15 tahun dan langkah Bank of Japan yang meningkatkan pembelian obligasi sebanyak dua kali lipat. Sementara, euro menguat 3,9 dan dollar terapresiasi 4% pada periode yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News