kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

WTON siap pertahankan penguasaan pasar 42,7%


Rabu, 01 April 2015 / 22:01 WIB
WTON siap pertahankan penguasaan pasar 42,7%
ILUSTRASI. Booth Summarecon di pameran Mandiri Expo 2018. KONTAN/Baihaki/08/05/2018


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) enggan berspekulasi di tahun 2015 ini. Sebab, banyaknya proyek pemerintah yang belum kunjung berjalan, sehingga WTON tidak mematok pertumbuhan tinggi. Perseroan hanya menargetkan untuk bisa mempertahankan pengusaan pasar di angka 42,7%.

“Kita akan mengoptimalkan yang sudah ada dulu, belum ada tambahan penyertaan atau akuisisi ditempat lain,” kata Entus Ansawi, Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Beton Tbk, hari ini (1/4).

Demi bisa mempertahankan pangsa pasar, Wika Beton akan mencoba meningkatkan pemasukan dari jasa di luar penjualan beton. Nantinya perseroan tidak hanya akan menjual beton saja tetapi mulai lebih banyak menangani jasa pemancangan tiang pancang dan jasa penarikan beton. Saat ini pihaknya sudah mempunyai 4 alat pemancangan tiang pancang dan 30 set alat penarik beton.

Entus mengaku optimis strategi pengembangannya ini akan bisa mempertahankan pangsa pasarnya selama ini. Apalagi kata dia, jasa pemancangan inerboring yang digunakannya tidak sama sekali tidak menimbulkan getaran sehingga lebih ramah lingkungan. Perseroan menargetkan pemasukan jasa meningkat dari yang semula hanya berkontribusi 5%-10% tahun kemarin menjadi 15%.

“Nanti kalau marketnya bagus akan kita tambah alatnya,” imbuhnya.

Dari sisi produksi beton sendiri, perseroan juga tak terlalu mematok pertumbuhan yang cukup signifikan. Sepanjang tahun 2015 ini Wika Beton hanya menargetkan pertumbuhan kapasitas produksi sekitar 4,5% dari tahun sebelumnya. Kapasitas produksi dipatok bertambah dari angka 2,2 ton menjadi 2,2 ton.

Meski tak bertambah banyak, kata Entus pihaknya tetap akan mengembangan produk-produknya mengikuti kebutuhan pasar, khususnya rencana pemerintah untuk mengembangkan sektor kemaritiman. Ia mengklaim saat ini Wika Beton sudah memiliki tiang pancang cukup panjang untuk digunakan di proyek pembangunan dermaga.

“Yang bagaimana upaya Wika Beton meningkat produktivitas. Kami siap menyambut proyek,” tegasnya.

Lesunya bisnis beton ternyata cukup terasa melambat di kuartal I ini. Lantaran belum banyaknya proyek yang bersumber dari dana pemerintah, sementara ini Wika Beton baru mengantongi kontrak baru sebesar Rp 550 m. Kontrak tersebut diperoleh dari beberapa proyek seperti Proyek Oleochemical Plant di Lubuk Gaung, Proyek Jalan Layang non Tol, proyek tol Sumo Seksi IB Surabaya, proyek pembangunan pabrik baru PT Infood Noodle Division.

“Mudah-mudahan bulan Mei sudah mulai banyak proyek,” kata Wilfried A. Singkali, Direktur Utama PT Wijaya Karya Beton Tbk.

Walaupun iklim bisnisnya masih lesu, tetapi perseroan bersyukur, kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik yang terjadi beberapa waktu lalu tidak terlalu berpengaruh. Persoalan pemenuhan kebutuhan energi hanya berpengaruh sekitar 1%-1,5% pada beban operasional. Rupanya sejak jauh hari Wika Beton sudah mempersiapkan sejumlah inovasi yang memangkas kebutuhan energi.

Asal tahu saja, di tahun 2015 ini Wika Beton sudah menganggarkan dana belanja modal sekitar Rp 550 miliar. Rencananya dana tersebut akan digunakan untuk membiayai penyelesaian pembangunan pabrik beton di Lampung dan pengembangan pabrik lainnya. Dana belanja modal ini diambil dari dana hasil penawaran saham perdana beberapa waktu lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×