Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan lalu dengan penguatan 0,95% ke posisi 7.382,78 pada Jumat (6/12). Secara mingguan, IHSG mengakumulasi kenaikan sebanyak 3,77%.
Arus dana dari investor asing kembali mengalir masuk (capital inflow) dengan mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 1,07 triliun. Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani mengamati IHSG berhasil rebound dari area support, sekaligus mengakhiri penurunan yang terjadi selama November.
Apabila berhasil bertahan di atas level 7.250 yang merupakan level support terdekat, maka IHSG berpotensi untuk terus menguat hingga ke level 7.500-7.600 pada akhir tahun ini.
"Mengingat kenaikan terjadi di saham-saham konglomerat yang berada di dalam top 10 kapitalisasi pasar IHSG maka peluang penguatan lanjutan juga cukup terbuka lebar di saham-saham tersebut pada momentum window dressing saat ini," jelas Dimas dalam riset yang disiarkan Senin (9/12).
Baca Juga: IHSG Mulai Masuk ke Fase Uptrend
Laju positif IHSG pekan lalu tertopang dua top gainers yakni IDX Energy dan IDX Infrastructure. IDX Energy menguat 4,5% dalam sepekan. Dimas menyoroti saham PT Alamtri Resoruces Indonesia Tbk (ADRO) yang naik sebesar 10,6%.
ADRO berhasil rebound dari area support-nya pasca ex-date dividen. Pergerakan ADRO juga dipengaruhi oleh sentimen aksi korporasi yaitu listingnya PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang merupakan anak perusahaan ADRO.
AADI berhasil ditutup di level auto rejection atas (ARA) pada dua hari pertama sejak listing di bursa, Kamis (5/12). Sementara itu, IDX Infrastructure dalam sepekan kemarin naik sebesar 4,3% yang disebabkan oleh kenaikan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar 28%.
BREN menguat setelah menyampaikan keterbukaan informasi mengenai rencana emiten untuk membagikan dividen interim kepada pemegang sahamnya.Emiten milik taipan Prajogo Pangestu itu membagikan dividen interim sebesar Rp 506 miliar atau Rp3 per lembar saham.
Baca Juga: IHSG Diperkirakan Menguat Senin (9/12), Window Dressing jadi Salah Satu Katalisnya
Jadwal cum-date dividen BREN adalah 11 Desember 2024. Dimas mengamati, pada perdagangan Jumat BREN juga menjadi saham yang paling banyak diakumulasi oleh investor asing, dimana investor asing melakukan pembelian di saham BREN sebesar Rp 128 miliar di pasar regular.
Meski menguat positif, IHSG pada pekan lalu ternyata masih tersandera dua top losers, yakni IDX Transport dan IDX Consumer Cyclicals. IDX Transport melemah 1,3% dalam sepekan kemarin.
Menurut Dimas, transportasi menjadi sektor yang seharusnya mendapatkan keuntungan atas kebijakan pemerintah dalam menurunkan harga tiket pesawat pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Namun pelaku pasar tampaknya belum merespon kebijakan tersebut dengan positif terhadap sektor ini.
Sementara itu, IDX Consumer Cyclicals dalam sepekan kemarin turun sebesar 0,9% dan menjadi sektor yang mengalami rotasi dalam menjaga pergerakan IHSG. Pelemahan yang terjadi pada sektor ini juga disebabkan minimnya sentimen.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham BBRI, BRIS, ERAA, dan PTBA untuk Senin (9/12)
Tiga Sentimen Pekan Ini
Mencermati potensi market pada pekan ini, 9 Desember - 13 Desember 2024, Dimas mengimbau para trader untuk memperhatikan tiga sentimen yang bakal mempengaruhi pasar. Yakni inflasi tahunan Amerika Serikat bulan November, Producer Price Index (PPI) bulanan AS (November) dan dimulainya momentum window dressing.
Pertama, terkait sentimen inflasi tahunan AS bulan November. Pada Rabu pekan ini inflasi tahunan AS bulan November diprediksi akan mengalami kenaikan di level 2,7%. Lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi 2,6%, namun masih berada di dalam rentang yang sama dalam empat bulan terakhir.
"Jika kita lihat dari target yang ditetapkan The Fed yaitu inflasi sebesar 2% di 2024 maka data inflasi November apabila sesuai dengan konsensusnya, masih sejalan untuk semakin mendekati target inflasi yang ditetapkan The Fed tersebut," jelas Dimas.
Kedua, sentimen PPI bulanan AS (November). Sehari setelah rilis inflasi, AS juga merilis dari sisi produsen. PPI bulanan AS November diprediksi mengalami kenaikan atau mencatatkan inflasi sebesar 0,3%. Apabila data konsensus benar, maka capaian bulan ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan merupakan capaian tertinggi sejak Juli lalu.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Pilihan untuk Senin (9/12), Ada Saham Blue Chip
"Indikator ini sempat menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku pasar dan pemangku kebijakan, karena mengalami penurunan yang konsisten dalam beberapa bulan terakhir sehingga kekhawatiran terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi AS bahkan resesi sempat ramai dibicarakan," terang Dimas.
Namun, setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden lalu, kekhawatiran terhadap terjadinya pelemahan atau resesi ekonomi AS sudah mulai surut. Sebab, salah satu kebijakan ekonominya adalah menurunkan tarif pajak penghasilan dan usaha serta akan memperkuat posisi keuangan perusahaan di AS.
Ketiga, sentimen dimulainya momentum window dressing. Jika dilihat pada teknikal IHSG yang berhasil ditutup di atas MA20 daily pada 4 Desember lalu, maka ini merupakan indikasi pembalikan tren yang terjadi di IHSG.
Terakhir kali IHSG ditutup di atas MA20-nya terjadi pada 25 Oktober silam. Sejak saat itu pergerakan IHSG terus tertekan hingga ke level 7.041 dan menjadi level terendahnya sejak Juli lalu.
Baca Juga: IHSG Naik 3,77%, Ini Saham-Saham Net Buy, Top Gainers, & Big Cap Paling Cuan Sepekan
Jika dilihat dari data foreign flow juga, investor asing mencatatkan pembelian bersih di pasar regular pada 3 Desember - 4 Desember. "Aliran dana asing yang masuk ke IHSG terakhir terjadi pada awal November. Artinya selama November investor asing konsisten melakukan distribusi di saham-saham IHSG dan saat ini sudah kembali melakukan pembelian," jelas Dimas.
Hanya saja, nominal inflow yang dilakukan investor masih terbilang sedikit. Oleh sebab itu, perlu melihat konsistensi dan agresivitas investor asing masuk kembali ke IHSG di tengah momentum window dressing tahun ini.
Mempertimbangkan sentimen tersebut, berikut beberapa rekomendasi saham dari IPOT yang layak untuk dipantau pekan ini:
1. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Analisa: BREN menjadi saham yang mengalami akumulasi dari investor asing pada pekan lalu. Emiten ini berpeluang menjadi saham yang dijadikan untuk menaikkan IHSG pada momentum window dressing tahun ini.
- Harga penutupan terakhir: Rp 8.500
- Entry: Rp 8.500
- Target harga: Rp 9.200
- Stop loss: Rp 8.150.
Baca Juga: Mengukur Daya Tarik Pasar Modal Indonesia Bagi Investor Asing Tahun Depan
2. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
Analisa: PANI berpeluang menjadi saham yang dijadikan untuk menaikkan IHSG pada momentum window dressing tahun ini. Sentimen positif datang dari segera rampungnya ruas jalan tol PIK 2 yang rencananya akan diumumkan pada akhir tahun atau Januari 2025.
- Harga penutupan terakhir: Rp 17.000
- Entry: Rp 17.000
- Target harga: Rp 18.300
- Stop loss: Rp 16.500.
Baca Juga: Sentimen Window Dressing Masih Kencang, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
3. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Analisa: GOTO menjadi saham yang mengalami akumulasi dari investor asing dalam 1 bulan terakhir. Emiten ini juga berpeluang menjadi saham yang mengalami kenaikan pada periode window dressing.
- Harga penutupan terakhir: Rp 77
- Entry: Rp 74
- Target harga: Rp 86
- Stop loss: Rp 68.
Selain itu, Dimas juga menyarankan Reksa Dana Saham Premier ETF PEFINDO i-Grade (XIPI). Reksa Dana Saham Power Fund Series (PFS) ini underlying saham-saham perbankan yang berpotensi mengalami kenaikan pada periode window dressing.
"Terlebih, ini menjadi salah satu produk PFS yang memiliki kinerja yang baik dalam tiga tahun terakhir," tandas Dimas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News