Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kendati pencapaian kinerja tahun lalu tidak gemilang, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) optimistis bisnis mereka bisa kembali menggeliat tahun 2015. Hal itu dibuktikan WIKA dengan memasang target kontrak baru sebesar Rp 31,6 triliun. Sekitar Rp 21,5 triliun ditargetkan dari induk perusahaan dan Rp 10,1 dari anak perusahaan. Dengan kontrak carry over tahun lalu, maka tahun ini WIKA bisa mengantongi Rp 49,1 triliun.
Adji Firmantoro, Direktur Keuangan WIKA mengatakan kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk dialihkan ke pembangunan infrastruktur akan menjadi cahaya terang bagi perseroan untuk mencapai kinerja yang lebih gemilang. “Disitu pasti ada sektor-sektor yang bisa kita garap,” kata Adji saat dihubungi KONTAN, Rabu (7/1).
Dia menambahkan, pihaknya juga sudah mempelajari situasi bisnis sepanjang tahun 2014 sehingga bisa memperbaiki segala kekurangan yang terjadi. Adji bilang, WIKA juga melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi guna mencapai kinerja yang lebih baik tahun ini.
WIKA Menargetkan kontrak dari pihak swasta dan BUMN tumbuh lebih kencang mengingat kondisi ekonomi dan politik yang sudah mulai stabil. Kontrak dari pemerintah di perkirakan tidak akan lebih dari 25%, sedangkan sisanya dari pihak swasta dan BUMN. “Kami sudah menjalin kerjasama dengan beberapa BUMN untuk beberapa proyek,” ujarnya.
Sekitar 25% kontrak baru akan menyasar sektor minyak dan gas. Tahun lalu kontrak baru di departemen energi yang mengelola sektor ini mencapai Rp 3,3 triliun dan tahun ini ditargetkan mencapai Rp 4 triliun.
Sepanjang tahun 2014, WIKA hanya mampu mengumpulkan kontrak baru sebesar Rp 17,5 Triliun atau hanya 67,75% dari kontrak baru yang ditargetkan di awal tahun sebesar 25,83 triliun.
Adji mengatakan, target tidak tercapai lantaran situasi tahun politik yang membuat banyak pihak swasta menahan berbagai proyek serta pemangkasan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2014 untuk kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp 22 triliun.
Tekanan tahun politik ini membuat banyak sejumlah rencana kontrak mundur ke tahun 2015 seperti proyek pembangkit listrik mini hydro di Sumatera, proyek pengolahan air di Jatiluhur dan proyek-proyek pembangkit listrik tenaga surya. Itu sebabnya, memasuki bulang Januari WIKA sudah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 1,9 trliun. “Sepanjang bulan Januari ini, kami estimasikan bisa mencapai Rp 2,5 triliun–Rp 3 triliun,” ungkap Adji.
WIKA juga menargetkan pendapatan di luar joint venture Rp16,5 triliun atau meningkat meningkat 10% dari pencapaian pendapatan tahun 2014 sebesar Rp 12,7 triliun atau naik 17,1 % dari target tahun lalu. Laba bersih ditargetkan naik 27% dari pencapaian laba bersih 2014 menjadi Rp 764 miliar atau naik 12,6% dari target awal tahun lalu Rp 678,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News