Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) bersiap melanjutkan ekspansi bisnisnya di 2018. Perusahaan konstruksi yang menjadi penghuni baru Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut berencana mengembangkan usaha dalam tiga lini bisnis: konstruksi, konsesi, serta backward.
Nur Al Fata, Direktur Pengembangan Investasi dan Human Capital WEGE, mengatakan, tahun depan kontributor terbesar pendapatan perusahaannya akan berasal dari lini bisnis konstruksi. Pekerjaan susunan bangunan ini sebagian besar akan dibidik dari proyek-proyek milik pemerintah.
Seperti tahun-tahun tahun sebelumnya, proyek WAGE akan didominasi oleh proyek pemerintah. Persentasenya diperkirakan di kisaran 55% hingga 60% dari target kontrak baru yang mereka incar. Tahun depan, kami menargetkan bisa mengantongi kontrak baru sekitar Rp 8 triliun, kata Nur kepada KONTAN, Jumat (8/12).
Adapun proyek pemerintah yang WEGE bidik di antaranya adalah proyek perumahan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta pemerintah daerah, proyek gedung universitas, proyek Kementerian Kesehatan, serta proyek pengembangan perikanan terpadu modern dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Untuk proyek swasta, WEGE akan lebih mengandalkan proyek lanjutan yang sudah pernah digarap. Misalnya, proyek Agung Podomoro di Cimanggis. Setelah mengantongi pekerjaan konstruksi atas tiga tower apartemen, kemungkinan mereka bakal membidik pekerjaan menara selanjutnya. Konstruksi ini akan menyumbang 90% pendapatan, ujar Nur.
Sementara untuk proyek konsesi, WEGE berniat menjalin kongsi dengan beberapa perusahaan pelat merah dalam hal pemanfaatan ruang untuk dikerjasamakan. Yang paling dekat adalah, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini akan menggandeng PT Bank Mandiri (BMRI) Tbk untuk pengembangan perkantoran.
Kendati begitu, Nur mengatakan, lini bisnis baru WEGE ini belum bisa berkontribusi di 2018. Dalam hitungannya, kemungkinan usaha tersebut baru bisa dicatatkan sebagai pendapatan berulang pada 2020 mendatang. Ke depan, dia berharap, porsi pendapatan berulang WEGE bisa di kisaran 5%.
Kemudian untuk lini backward, WEGE akan mengembangkan dalam tiga bidang sekaligus, yaitu beton pracetak, modular, dan geoteknik. Meski sang induk juga sudah memiliki usaha beton pracetak melalui PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), Nur memastikan, produk yang dihasilkan akan berbeda. Menurutnya, beton yang akan WEGE hasilkan merupakan elemen kecil yang lebih berhubungan langsung dengan pekerjaan arsitektur.
Usaha beton ini dilakukan oleh anak usaha kami PT WIKA Pracetak Gedung. Sebenarnya, ini usaha patungan antara WIKA Gedung dan WIKA Beton, papar Nur.
Selanjutnya, bidang modular merupakan pengembangan konstruksi beton modern. Sejauh ini, lewat kerjasama dengan PT Prime Modular Indonesia, WEGE telah memproduksi produk modular untuk kamar mandi. Kerjasama itu akan dilanjutkan dalam bentuk usaha perusahaan patungan yang memproduksi modular bersama.
Sedangkan pengembangan geoteknik, WEGE bakal mengakuisisi perusahaan di sektor tersebut. Dengan penambahan entitas baru ini, maka diharapkan akan memudahkan emiten ini dalam mengembangkan konstruksi bangunan bawah tanah atawa basement.
Melalui lini backward ini, WEGE menargetkan bisa mendapatkan kontribusi sebesar 10% dari target pendapatannya di tahun depan. Penjualan beton diperkirakan akan mencapai Rp 200 miliar dan penjualan modular dengan tingkat produksi 25 unit per hari bisa menghasilkan duit Rp 70 miliar.
Target kinerja
Demi memuluskan rencana ekspansi tahun depan, WEGE berniat memaksimalkan dana perolehan IPO akhir bulan lalu. Dari dana yang didapat sebesar Rp 832,8 miliar rencananya 40% digunakan untuk mengembangkan lini konsesi, 20% mengembangkan lini backward, 10% membeli peralatan, dan sisanya sebagai modal kerja. Kami menganggarkan belanja modal (capex) 2018 sebesar Rp 800 miliar, selain dari dana IPO itu juga diperoleh dari pinjaman, ujar Nur.
Pada 2017, WEGE mengincar pendapatan Rp 3,98 triliun dengan laba bersih Rp 286 miliar. Sedang kontrak baru yang diperoleh sebesar Rp 8 triliun. Sepertinya bisa lebih dari target, cetus Nur.
Hingga Oktober lalu, WEGE baru mengantongi kontrak anyar senilai Rp 6,2 triliun. Tetapi, ada beberapa proyek di mana mereka sudah mengantongi tawaran terendah yang belum diumumkan. Jumlahnya mencapai Rp 1,2 triliun.
Beberapa proyek kontrak baru yang telah diperoleh antara lain Apartemen Arandra Residences di Jakarta, Hotel & Resort Pullman (Mandalika Lombok), Apartemen Grand Ostello (Jatinangor), Rumah Sakit Pelabuhan Palembang, dan Tamansari Urbano (Bekasi).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News