Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Wijaya Karya (WIKA) mengaku tengah mendorong anak usahanya untuk berkembang pada tahun ini, tak tanggung-tanggung perusahaan mengalokasikan dana Rp 1,5 triliun dari total capex perusahaan akan disuntikkan ke enam anak perusahaan. WIKA sendiri tahun ini menargetkan belanja modal sebesar Rp 10 triliun.
Selain itu, WIKA juga akan mendorong PT Wika Realty dan PT Wika Gedung untuk terus berkembang. Harapannya, pada tahun depan keduanya sudah bisa melantai di bursa, mengikuti kesuksesan PT Wika Beton Tbk (WTON). Yang jelas, Suradi bilang tahun ini WIKA akan memfokuskan untuk membesarkan anak usahanya.
Khusus untuk Wika Realty, akan didorong untuk mengembangkan kawasan Transit Oriented Developer (TOD). Rencana tersebut tak lepas dari usaha WIKA untuk mengembangkan bisnis anak usahanya, saat ini yang disasar masih proyek-proyek pemerintah dan direncanakan juga akan menggandeng konsultan dan developer lain.
"Saat ini masih dalam kajian, kan baru proses desain awal konsep pengembangan kawasan TOD dulu," ujar Suradi Wongso kepada KONTAN, Jumat (22/1).
Nantinya, PT Wika Realty didorong untuk membangun kawasan TOD di Kuala Tanjung, Teluk Lamong, dan Ciwalini. Ketika proyek tersebut akan disasar sebagai upaya mengembangkan anak usaha WIKA tersebut. Meskipun masih dalam kajian, Ia yakin bahwa proyek tersebut akan mampu dikerjakan pada tahun ini.
"Wika Realty ini yang akan kita gandeng untuk ikut mengembangkan kawasan-kawasan TOD tadi, yaitu Kuala Tanjung, Teluk Lamong dan di Ciwalini, kita gandeng pemerintah untuk Wika Realty sebagai pengembang," lanjutnya.
Terbaru, WIKA berniat mendorong Wika Realty untuk mampu menggarap TOD Ciwalini, seiring dengan bergulirnya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang masih merupakan perusahaan bersama BUMN lain.
Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Bintang Perbowo mengatakan bahwa melalui TOD, pemerintah daerah yang dilewati oleh Kereta Cepat Jakarta-Bandung ekonominya akan tumbuh dan berkembang. Selain menjadi pusat bisnis, daerah tersebut juga akan menjadi pusat hunian, pusat pemerintahan, pendidikan dan wisata yang menarik bagi masyarakat.
"Ini adalah kesempatan emas bagi BUMN untuk menunjukkan kinerja terbaiknya," ujarnya.
PT KCIC menunjuk konsultan pengerjaan untuk TOD yang melakukan masterplan dan kawasan. Salah satunya adalah AEDAS yang bekerjasama dengan ARUP, ATKINS, dan Surbana Jurong. Ketiganya akan membuat rencana pengembangan dan optimalisasi penggunaan lahan.
AEDAS merupakan salah satu perencanaan induk global, arsitektur dan desain praktik terkemuka di dunia yang beroperasi di Eropa, Amerika dan Asia dengan jaringan 15 kantor di 4 benua. AEDAS merupakan konsultan yang mendesain West Kowloon Express Rail Link (XRL) di Hongkong, Dubai Metro di UAE, dan lebih dari 30 stasiun MRT di Singapura dan Hongkong.
Sedangkan ARUP sendiri merupakan perusahaan desainer global, engineering, perencana dan konsultan yang memenangkan penghargaan untuk desain Singapore Sport Hub, Marina Bay Sands, The Helix, Singapore Flyer, Sydney Opera House dan Stadion nasional Beijing.
ATKINS dan Surbana Jurong juga merupakan konsultan yang mentereng. ATKINS pernah menggarap masterplan untuk Meixi Lake TOD, sedangkan Surbana Jurong merupakan konsultan yang dikendalikan oleh Temasek Holdings yang memiliki rekam jejak profesional selama 50 tahun di Singapura.
Dengan bergabungnya PT Wika Realty pada proyek TOD tersebut, akan membuat peran BUMN akan semakin baik. Pasalnya saat ini PT KCIC menujuk semua konsultan pengembangan proyek yang berasal dari luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News