kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

WIKA siapkan Rp 800 M buat modal kereta api cepat


Minggu, 17 Januari 2016 / 22:30 WIB
WIKA siapkan Rp 800 M buat modal kereta api cepat


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berencana melakukan penambahan modal anak usahanya yang menggarap proyek High Speed Rail (HSR) atau Kereta api cepat Jakarta-Bandung yakni PT Kereta Api Cepat Indonesia-China (KCIC) sebesar Rp 800 miliar.

Bintang Perbowo, Direktur Utama WIKA mengatakan, mengatakan modal KCIC tersebut kurang sehingga masih harus terus dilakukan penambahan agar China Development Bank (CDB) menyalurkan pinjaman sebesar 75% dari nilai proyek HSR tersebut.

"Kita harus setor modal dulu baru CDB kasih pinjaman sesuai dengan porsi modal yang telah kita setor. Porsi WIKA nanti bisa sampai Rp 4,1 triliun-Rp 4,2 triliun, itu akan ditambah secara bertahap. Tahun ini kita sudah masukan dalam RKAP untuk tambah modalnya Rp 800 miliar." tutur Bintang di Jakarta baru-baru ini.

KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN Cina dan Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan masing-masing 40% dan 60%. Sementara WIKA menjadi pemimpim konsorsium BUMN Indonesia dengan porsi 38%. Lalu PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggenggam kepemilikan 25%, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII 25%, dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) 12%.

Saat ini KCIC telah menyetor modal awal Rp 1,25 triliun sebagai syarat kepemilikan modal badan usaha di bidang transportasi sesuai Peraturan Menteri Perhubungan no 45 tahun 2015. Dengan porsi 38% dari kepemilikan PSBI, WIKA telah menyetorkan bagiannya sebesar Rp 285 miliar.

Untuk mendanai proyek HSR senilai US$ 5,5 miliar tersebut, sekitar 75% dari eksternal yakni pinjaman dari China development Bank (CDB) dan 25% dari internal KCIC. Artinya sekitar US$ 1,37 miliar harus didanai dari internal perusahaan tersebut.

Setelah KCIC menyetor modal Rp 1,25 triliun maka CDB akan segera mencairkan pinjaman sebesar Rp 3,75 triliun untuk mendanai proyek tersebut. WIKA menargetkan, perjanjian pinjaman dengan CDB tersebut telah rampung sebelum proyek HSR tersebut akan di groundbreaking pada 21 Januari mendatang.

Sementara Suradi, Sekretaris perusahaan WIKA mengatakan penambahan modal anak usaha tersebut akan dialokasikan dari belanja modal (Capital expenditure/capex) yang dianggarkan tahun ini sebesar Rp 10,5 triliun dengan asumsi memperoleh Penambahan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 4 triliun. Sementara jika tanpa PMN, capex WIKA akan mencapai Rp 4,7 triliun yang berasala dari ekuitas sebesar Rp 1,7 triliun dan Rp 3 triliun dari utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×