Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melanjutkan strategi diversifikasi bisnis. Salah satu caranya adalah dengan memperkuat perolehan kontrak dari segmen konstruksi minyak dan gas (migas).
Di tahun ini, WIKA membidik perolehan kontrak baru senilai Rp 4 triliun dari sektor migas. "Jadi, porsi kontribusi sektor migas sekitar 16% dari target kontrak baru WIKA di 2014 yang sekitar Rp 25 triliun," kata Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan WIKA kepada KONTAN, pekan lalu.
Target tersebut bukan tidak mungkin bisa segera dipenuhi WIKA. Pada Januari lalu, WIKA berhasil memperoleh kontrak produksi migas senilai US$ 234 juta dari PT Pertamina EP. Kontrak itu berupa Engineering, Procurement, and Construction (EPC) fasilitas produksi gas di Matindok, Sulawesi Tengah.
Untuk menggarap pengerjaannya, WIKA bekerjasama dengan PT Techip Indonesia. Proyek itu tidak seluruhnya digarap WIKA. Porsi WIKA dalam proyek EPC Pertamina EP sebesar 70% atau sekitar US$ 163,8 juta.
Adapun, lingkup pekerjaan proyek ini antara lain; central processing plant (CPP) Matindok gas treating plant, flowline, fiber optic, dan pekerjaan infrastruktur. WIKA di antaranya akan menggarap proyek jalan masuk, asrama pegawai, dan fasilitas umum lainnya.
Selain dari proyek Pertamina EP, kontrak tersebut juga berasal dari beberapa proyek lain. WIKA misalnya meraih kontrak atas pengerjaan proyek Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pulau Sambu, Kep. Riau senilai Rp 573,09 miliar dan proyek Penimbunan Gasoline di Tanjung Uban, Kep. Riau sebesar Rp 445,31 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News