Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Belanja kampanye yang dilakukan partai menjelang pemilu itu tidak murah. Mereka memiliki berbagai sumber pendanaan, dan secara logika praktik penjatahan saham untuk pihak tertentu khususnya para pejabat sangat mungkin dilakukan, apalagi jika perhelatan initial public offering (IPO) perusahaan pelat merah diselenggarakan berdekatan dengan momen pemilu.
Menanggapi hal tersebut, manajemen PT Wika Beton yang baru saja memulai proses IPO menampik adanya praktik tersebut. Manajemen memastikan jika pihaknya tetap bermain sesuai aturan.
"Enggak ada praktik-praktik seperti itu. Kami bersih saja tawarkan ke investor lokal juga asing," tandas Fery Hendriyanto Direktur Wika Beton, (4/3).
Mengingatkan saja, dalam perhelatan IPO tersebut, Bahana Securities, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Sucorinvest Central Gani ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Nah, catatan saja, selama ini Sucorinvest hampir tidak pernah ikut serta untuk menjadi joint lead underwriter (JLU).
Tapi, sekalinya muncul ke permukaan, Sucorinvest langsung menggarap proyek penjaminan emisi sekelas Wika Beton. Padahal, Sucorinvest bukan termasuk perusahaan sekuritas yang memiliki jaringan pasar yang kuat.
Hal ini memunculkan dugaan jika penjatahan spesial untuk para pejabat dilakukan melalui sekuritas ini. Namun Siwiwardhani, Direktur Sucorinvest enggan memberikan konfirmasinya, baik itu terkait adanya dugaan tersebut dan berapa porsi yang diambil Sucorinvest."Enggak, lah. Seleksi untuk jadi underwriter-nya, kan, ditender. Kami ikut dan kami lolos," tegasnya.
Setidaknya, ucapan ini sejalan dengan penjelasan Entus Asnawi, Direktur Keuangan Wika Beton. Dia mengatakan, soal pemilihan underwriter, Wika Beton diizinkan untuk menggunakan jasa empat perusahaan sekuritas dan siapa saja yang menjadi anggota JLU tersebut diserahkan ke peserta seleksi underwriter.
"Dan sejauh ini, saya enggak dengar suara miring tentang IPO Wika Beton. Malah kalau ada tolong kasih tahu info lanjutannya lagi ke saya," tambah Entus kepada KONTAN.
Menurut data di Bursa Efek Indonesia Sucorinvest baru mempunyai 17 kantor cabang di Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Kediri, Malang, Surabaya, dan Denpasar. Sementara itu kalau dilihat dari Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD), modal Sucorinvest memang paling kecil di antara empat penjamin emisi. Di website BEI bisa kita lihat, MKBD Danareksa Rp 314,34 miliar, Bahana Rp 199,6 miliar, Mandiri Sekuritas Rp 197 miliar, dan MKBD Sucorinvest adalah Rp 66,33 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News