kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wijaya Karya (WIKA) dan PTPP jadi emiten pelat merah dengan gearing rasio baik


Rabu, 21 Agustus 2019 / 15:26 WIB
Wijaya Karya (WIKA) dan PTPP jadi emiten pelat merah dengan gearing rasio baik
ILUSTRASI. PEMBANGUNAN TOL BORR SEKSI 2B DIKEBUT


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kondisi rasio gearing yang kurang baik membuat emiten seret kontrak anyar dengan nilai besar. Sebab kondisi rasio gearing menggambarkan kemampuan perusahaan melakukan pendanaan. Namun, PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT PP (PTPP) jadi emiten pelat merah dengan gearing rasio baik.

Analis Artha Sekuritas Dennis Christopher Jordan menjelaskan, dengan kondisi itu, maka perusahaan sulit melakukan ekspansi. Apalagi bila cash flow juga kurang baik

Baca Juga: Simak Cara Waskita Karya (WSKT) Menekan Rasio Utang premium

"Ditambah lagi cash flow kurang baik, modal kerjanya jadi susah, dari cash tidak ada, mau cari dana, gearing sudah tinggi juga susah," jelas Dennis kepada Kontan, Rabu (21/8).

Bagi emiten konstruksi, dikenal istilah proyek turnkey. Proyek tersebut merupakan proyek yang baru diterima pelunasannya setelah selesai. Dengan banyaknya proyek turnkey, ini menjadi salah satu tekanan likuiditas bagi mereka.

Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto  menyebutkan, Selasa (20/8), dengan proyek turnkey yang besar, beban bunga menjadi naik. Likuditas menjadi sedikit ketat. 

Berdasarkan data yang dimiliki Dennis, PTPP memiliki gearing rasio 0,9 kali. Sedangkan dari data yang dihimpun Kontan emiten konstruksi pelat merah lainnya seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) memiliki gearing ratio 1,01 kali, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebesar 1,2 kali dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sebesar 2,7 kali. 

"Gearing kita lihat yang paling oke WIKA dan PTPP," jelas Dennis. 

Baca Juga: Kinerja pembiayaan multifinance hanya tumbuh 4,29% hingga pertengahan tahun ini

Dengan kondisi gearing tersebut, WIKA dan PTPP memiliki potensi lebih ekspansif karena leverage yang baik. Meskipun WIKA mencatatkan arus kas operasi defisit Rp 3,41 triliun sementara itu kas operasi PTPP juga defisit Rp 3,54 triliun. 

Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya sempat menjelaskan bahwa perseroan tersebut tetap optimis dalam meleverage pendanaan. Selain karena rasio gearing yang berada di bawah level covenant 2,5 kali, semester dua ini WIKA juga akan menerima pembayaran turnkey yang ditafsir mencapai Rp 6 triliun.

Baca Juga: Pendapatan PP Presisi (PPRE) melonjak 20% di semester I menjadi Rp 1,6 triliun

Salah satunya berasal dari proyek tol Balikpapan-Samarinda yang ditafsir mencapai Rp 4 triliun. WIKA juga cukup pede dengan tidak menerbitkan surat obligasi di tahun ini. 

Sedangkan PTPP juga optimis sebab perolehan nilai kontrak baru hingga Agustus 2019 telah mencapai Rp 23 triliun. Untuk itu, saat ini PTPP akan melakukan percepatan untuk mengejar target pendapatan di tahun ini yang sebesar Rp 28,5 triliun. 

Dengan kondisi tersebut, Denis melihat ada potensi penguatan harga saham keduanya. Meskipun Dennis enggan menyebutkan target harga dua emiten pelat merah tersebut hingga akhir tahun ini. 

Adapun, saat ini harga WIKA berada di level Rp 2.330. Sejak awal tahun, harga WIKA telah menguat 40,79%. Sementara itu PTPP saat ini berada di levek Rp 1.950, pergerakan harga tersebut mengalami kenaikan 8,03% sejak awal tahun. 

Baca Juga: Simak rekomendasi analis untuk saham Jasa Marga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×