Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
Dengan kondisi gearing tersebut, WIKA dan PTPP memiliki potensi lebih ekspansif karena leverage yang baik. Meskipun WIKA mencatatkan arus kas operasi defisit Rp 3,41 triliun sementara itu kas operasi PTPP juga defisit Rp 3,54 triliun.
Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya sempat menjelaskan bahwa perseroan tersebut tetap optimis dalam meleverage pendanaan. Selain karena rasio gearing yang berada di bawah level covenant 2,5 kali, semester dua ini WIKA juga akan menerima pembayaran turnkey yang ditafsir mencapai Rp 6 triliun.
Baca Juga: Pendapatan PP Presisi (PPRE) melonjak 20% di semester I menjadi Rp 1,6 triliun
Salah satunya berasal dari proyek tol Balikpapan-Samarinda yang ditafsir mencapai Rp 4 triliun. WIKA juga cukup pede dengan tidak menerbitkan surat obligasi di tahun ini.
Sedangkan PTPP juga optimis sebab perolehan nilai kontrak baru hingga Agustus 2019 telah mencapai Rp 23 triliun. Untuk itu, saat ini PTPP akan melakukan percepatan untuk mengejar target pendapatan di tahun ini yang sebesar Rp 28,5 triliun.
Dengan kondisi tersebut, Denis melihat ada potensi penguatan harga saham keduanya. Meskipun Dennis enggan menyebutkan target harga dua emiten pelat merah tersebut hingga akhir tahun ini.
Adapun, saat ini harga WIKA berada di level Rp 2.330. Sejak awal tahun, harga WIKA telah menguat 40,79%. Sementara itu PTPP saat ini berada di levek Rp 1.950, pergerakan harga tersebut mengalami kenaikan 8,03% sejak awal tahun.
Baca Juga: Simak rekomendasi analis untuk saham Jasa Marga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News