kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.682   19,00   0,11%
  • IDX 8.650   -10,84   -0,13%
  • KOMPAS100 1.191   -1,19   -0,10%
  • LQ45 853   4,51   0,53%
  • ISSI 308   -5,08   -1,62%
  • IDX30 440   5,88   1,36%
  • IDXHIDIV20 509   7,43   1,48%
  • IDX80 133   -0,35   -0,26%
  • IDXV30 138   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   2,14   1,55%

Wijaya Karya (WIKA) Butuh Restrukturisasi Lagi, Analis Sebut Ini Jalan Terbaik


Senin, 15 Desember 2025 / 21:06 WIB
Wijaya Karya (WIKA) Butuh Restrukturisasi Lagi, Analis Sebut Ini Jalan Terbaik
ILUSTRASI. Perolehan Kontrak Baru Wika Capai Rp 10,25 Triliun per Juni 2024 (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis pasar modal menilai PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) perlu melanjutkan proses restrukturisasi keuangannya untuk menjaga kesinambungan operasional perusahaan.

Opsi yang dinilai paling realistis saat ini adalah melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUPSU).

Langkah tersebut dinilai krusial di tengah tekanan kinerja keuangan perseroan akibat penurunan pendapatan dan meningkatnya beban bunga.

Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) Merombak Susunan Pengurus, Begini Rekomendasi Sahamnya

Head of Research PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, restrukturisasi melalui RUPO atau RUPSU menjadi relevan karena arus kas WIKA yang berbasis proyek semakin menipis.

Menurutnya, penundaan berbagai proyek pemerintah membuat penerimaan perusahaan tidak sebanding dengan kewajiban yang jatuh tempo.

Tanpa adanya renegosiasi tenor dan tingkat bunga, tekanan likuiditas berpotensi semakin berat dan mengganggu stabilitas keuangan perseroan.

“RUPO/RUPSU relevan karena cash flow project-based makin tipis akibat penundaan proyek pemerintah, kewajiban jatuh tempo masih besar, sementara penerimaan nggak sebanding, tanpa renegosiasi tenor dan bunga, tekanan likuiditas bisa makin berat,” ujar Wafi kepada Kompas.com, Senin (15/12/2025).

Baca Juga: Saham Blue Chip Tertekan, Pergerakan IHSG Ditopang Saham Lapis Dua

Melalui restrukturisasi WIKA berpeluang memperoleh ruang bernapas tambahan selama dua hingga tiga tahun untuk melakukan stabilitas keuangan.

Oleh karena itu, RUPO dan RUPSU dipandang sebagai langkah preventif agar tekanan terhadap kondisi keuangan perusahaan tidak semakin dalam.

“Restrukturisasi bisa jadi runway tambahan buat WIKA, bisa dua hingga tiga tahun untuk stabilisasi. RUPO/RUPSU itu opsi preventif,” paparnya.

Pandangan senada disampaikan analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji.

Ia menekankan pentingnya tercapainya kesepakatan restrukturisasi antara WIKA dan para krediturnya. Tanpa kesepakatan tersebut, risiko hukum justru dapat meningkat dan merugikan seluruh pihak.

“Dorongan untuk mewujudkan kesepakatan restrukturisasi RUPO-RUPSU sangat penting. Karena apabila hal ini tidak disepakati,” ungkap Nafan.

Baca Juga: Kinerja Industri Lemah, Prospek Emiten Otomotif Diproyeksi Moderat

Ia menegaskan, restrukturisasi bukan lagi sekadar opsi, melainkan kebutuhan untuk menjaga kesehatan keuangan perseroan.

“Kalau tidak disepakati, maka bisa membuka ruang bagi kreditur untuk melakukan PKPU kepada WIKA,” lanjutnya.

Sebagai catatan, setelah pelaksanaan Master Restructuring Agreement (MRA) pada Februari 2024, BUMN karya tersebut sempat mencatatkan sejumlah capaian positif yang menandai mulai pulihnya kondisi keuangan perusahaan.

Sepanjang 2024, WIKA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 741,42 miliar, menjaga posisi kas dan setara kas tetap positif untuk menopang operasional, serta berada dalam kondisi sehat tanpa melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Indikator tersebut menunjukkan restrukturisasi sebelumnya memberikan ruang bagi WIKA untuk menata ulang arus kas, mengelola kewajiban, dan memperbaiki stabilitas keuangan.

Namun memasuki 2025, tantangan kembali muncul seiring kebijakan pemangkasan anggaran infrastruktur oleh pemerintah.

Baca Juga: Santa Claus Rally Berpeluang Mengangkat IHSG 2%-5%, Ini Kuncinya

Kondisi ini berdampak langsung pada penurunan volume proyek dan pendapatan perusahaan.

Tekanan semakin besar dengan meningkatnya beban bunga yang jatuh tempo pada September 2024 dan kembali meninggi pada September 2025, sementara kondisi keuangan perseroan tengah melemah.

Tekanan arus kas dan kewajiban bunga yang membesar membuat ruang manuver keuangan WIKA semakin terbatas.

Dalam konteks tersebut, opsi restrukturisasi lanjutan melalui RUPO dan RUPSU, khususnya dalam bentuk penyesuaian nilai kupon, dinilai menjadi langkah ideal untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan.

Penyesuaian kupon bunga diyakini dapat menurunkan beban keuangan secara signifikan, menjaga stabilitas likuiditas, serta memastikan WIKA tetap mampu menjalankan operasional dan menyelesaikan proyek-proyek strategis secara berkelanjutan, sekaligus memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

Sumber: https://money.kompas.com/read/2025/12/15/184331726/jaga-keuangan-analis-restrukturisasi-wika-lewat-rupo-rupsu-mendesak?page=2.

Selanjutnya: Ancaman Siber di Indonesia Kian Meningkat, Hypernet Menggandeng Fortinet

Menarik Dibaca: 14 Cara Turunkan Kadar Gula Darah yang Tinggi secara Alami

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×