kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wijaya Karya Beton banyak ekspansi demi kinerja kokoh


Sabtu, 10 Maret 2018 / 16:52 WIB
Wijaya Karya Beton banyak ekspansi demi kinerja kokoh
ILUSTRASI. WIKA Beton


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja PT Wijaya Karya Beton Tbk tampak cerah. Tahun ini, perusahaan yang memiliki kode emiten WTON tersebut bakal menambah jalur (line) produksi pabrik beton.

Hingga kini, perusahaan penyedia beton ini sudah memiliki 15 pabrik beton. Direktur Keuangan WTON Mohammad Syafii mengatakan, untuk menambah kapasitas produksi, perusahaan ini menempuh cara penambahan jalur produksi pada pabrik yang sudah ada. Terbaru, WTON meresmikan operasional jalur 4 pabrik beton yang berlokasi di Lampung Selatan.

Dengan adanya penambahan ini, produksi di pabrik tersebut dapat meningkatkan hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan sistem produksi sebelumnya. Pabrik ini berkapasitas produksi sebesar 250.000 ton per tahun.

Tahun ini, perusahaan pelat merah ini juga akan menambah jalur produksi pada pabrik yang berada di Makasar. Saat ini, WTON memiliki dua pabrik produk beton dengan lima jalur produksi.

"Bila jalur baru yang ditambah di pabrik Makasar sudah bisa beroperasi, ditargetkan tahun ini total kapasitas produksi mencapai 3,6 juta ton per tahun," kata Mohammad, Jumat (9/3). Hingga Februari 2018, kapasitas produksi WTON sudah mencapai 3,3 juta ton per tahun. Angka ini sudah naik dari tahun lalu yang hanya 3 juta ton.

Dengan adanya penambahan kapasitas produksi tersebut, diharapkan WTON dapat mendukung proyek infrastruktur di wilayah Indonesia Timur. Salah satu proyek yang menggunakan produk beton WTON adalah tol layang AP Pettarani.

Selain penambahan kapasitas, anak usaha PT Wijaya Karya ini juga sedang mengkaji untuk membangun pabrik baru di Subang. Pasalnya, WTON memiliki proyek besar bersama pemerintah. Bila proyek terlaksana, maka WTON perlu menambah pabrik.

WTON kemungkinan besar akan menambah pabrik di lahan perseroan di Subang seluas 50 hektare (ha). "Saat ini di Subang baru terpakai 10 ha saja," kata Mohammad.

Target kontrak baru

Tahun ini, WTON menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 680 miliar. Di mana separuh dana capex akan digunakan untuk membangun prasarana, seperti membeli tanah, guna membangun Tower WTON.

Selanjutnya, sisanya akan digunakan untuk menambah kapasitas produksi, dengan membeli cetakan beton dan menambah tambang terbuka (quarry). Mohammad bilang, saat ini WTON sudah memiliki tiga lokasi tambang terbuka guna memproduksi raw material beton.

Sementara, penambahan cetakan beton bakal disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, karena perusahaan ini hanya memproduksi beton sesuai dengan pesanan. Tak ketinggalan, capex juga akan digunakan untuk melakukan peremajaan mesin pabrik.

Asal tahu saja, pada Februari lalu, WTON sudah mengantongi kontrak baru Rp 560 miliar. Jika dihitung dari awal tahun, maka total perolehan kontrak WTON hingga Februari 2018 mencapai Rp 1,2 triliun. WTON menargetkan, kontrak baru yang dapat diraih hingga akhir tahun mencapai Rp 7,6 triliun.

Sementara, carry over yang ada mencapai Rp 5,4 triliun. Itu artinya, kontrak yang WTON hadapi sebesar Rp 6,6 triliun. Hingga bulan kedua, mayoritas kontrak baru perusahaan ini berasal dari swasta. "Untuk kontrak terbesar kami peroleh dari proyek pembangunan pengamanan Muara Sungai Ijo Kebumen senilai Rp 41 miliar," ungkap Mohammad.

Karena itu, perusahaan ini masih optimistis kinerja di 2018 kembali cemerlang. Hingga akhir tahun, Mohammad berharap bisa mendapat banyak perolehan kontrak jangka panjang.

Kontrak jangka panjang diharapkan bisa diperoleh untuk membawa carry over di 2019. Adanya Pemilu Presiden di 2019 biasanya membuat swasta cenderung wait and see membangun. "Kami akan maksimalkan perolehan di 2018 yang bisa dikerjakan hingga 2019," lanjut dia.

Perusahaan pelat merah ini juga sedang mengkaji proses akuisisi, yang mungkin akan dilakukan lewat anak usaha. Perusahaan ini berharap di tahun ini ada salah satu anak usaha WTON yang akan mengakuisisi atau membeli aset perusahaan lain.

WTON juga sudah pasang target pertumbuhan pendapatan bisa di atas 20%. Hal ini didukung keinginan WTON untuk mengembangkan usaha non precast. Perusahaan ini juga ingin mengembangkan penjualan pada inovasi teknologi terbaru penyambung balok pada bangunan.

Teknologi inner boring sudah dikenalkan dalam proyek pembangunan RS Saint Carolus, Jakarta Pusat. Dengan teknologi tersebut bangunan tersebut lebih tahan goncangan bila terjadi gempa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×