kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Liabilitas Wijaya Karya Beton melonjak 98%, ini sebabnya


Senin, 05 Maret 2018 / 11:04 WIB
Liabilitas Wijaya Karya Beton melonjak 98%, ini sebabnya
ILUSTRASI. WIKA Beton


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mencetak kinerja ciamik sepanjang tahun lalu. Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini mencatatkan pendapatan bersih Rp 5,36 triliun, melonjak 54% jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp 3,48 triliun.

Laba bersih produsen beton ini tumbuh 23,48% menjadi Rp 337,12 miliar. Beriringan dengan kinerja yang makin kokoh, WTON juga mencatat lonjakan liabilitas.

Liabilitas WTON per 31 Desember 2017 naik 98,91% year on year (yoy) menjadi Rp 4,32 triliun. Lonjakan liabilitas ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan aset yang mencapai 51,57% yoy menjadi Rp 7,07 triliun.

Direktur Keuangan WTON Mohammad Syafii mengatakan, ada beberapa pemicu melonjaknya liabilitas dan aset perusahaan. "Adanya kenaikan liabilitas sebesar 98,91% disebabkan kenaikan pinjaman jangka pendek sebesar 256,10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya," ungkap Syafii dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/3).

Per 31 Desember 2017 tercatat pinjaman jangka pendek WTON sebesar Rp 1,25 triliun. Utang usaha juga naik 84,21% yoy menjadi Rp 1,22 triliun. Sementara itu, tercatat pula kenaikan biaya akan dibayar sebesar 97,16% yoy menjadi Rp 908,28 miliar.

Syafii melanjutkan, uang muka pelanggan juga naik 142,33% yoy. Hal ini disebabkan penerimaan uang muka atas kontrak-kontrak yang baru didapat di akhir periode.

Di sisi aset, terjadi kenkaikan kas dan setara kas sebesar 86,36% yoy. “Pencairan utang banyak di akhir periode,” imbuh Syafii.

Ditambah lagi, tercatat kenaikan piutang sebesar 86,61% yoy menjadi Rp 1,22 triliun. Pendapatan akan diterima juga naik 226,40% yoy. Pasalnya, prestasi pekerjaan di akhir tahun belum dapat ditagihkan karena kelengkapan tagihan masih dalam proses.

Syafii juga mencatat adanya kenaikan persediaan sebesar 48,92% yoy menjadi Rp 1,02 triliun. Hal ini disebabkan peningkatan produksi atas kontrak yang diterima di akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×