Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stimulus dan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) masih akan menjadi penggerak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjelang akhir pekan ini. Rupiah kemungkinan masih tertekan di hadapan dolar AS. Tapi, posisi rupiah masih lebih kuat dibandingkan dengan penutupan perdagangan pekan lalu Rp 14.698 per dolar AS.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.550 per dolar AS hingga Rp 14.750 per dolar AS. Analis HFX Berjangka Ady Pangestu juga memproyeksikan rupiah besok cenderung bergerak melemah terbatas di rentang Rp 14.600 per dolar AS hingga Rp 14.700 per dolar AS.
Kemarin, kurs rupiah spot melemah 0,19% ke Rp 14.660 per dolar AS. Sementara, kurs referensi Jisdor melemah 0,27% ke Rp 14.697 per dolar AS.
Fikri mengatakan, pelemahan rupiah terutama disebabkan oleh kondisi politik AS jelang pemilu. Kurs rupiah melemah karena dihadapkan pada risiko stimulus AS yang akan lebih lambat tercapai.
Baca Juga: Investor asing mulai masuk, obligasi Indonesia berada dalam tren positif
Nancy Pelosi, Ketua DPR AS dari Partai Demokrat meminta ada pertemuan baru terkait pembahasan stimulus yang masih mendapat pertentangan dari Senat Republik. "Stimulus AS yang masih banyak dipertimbangkan membuat ekspektasi indeks dollar AS untuk menurun jadi ikut tertunda," kata Fikri, Kamis (22/10).
Selain itu, indeks dolar AS yang diharapkan turun signifikan juga tertahan oleh jumlah kasus Covid-19 di Eropa yang kembali meningkat.
Ady menambahkan kekhawatiran pelaku pasar jelang pemilu AS dan paket stimulus AS membuat rupiah tertekan. "Yang dikhawatirkan adalah terjadi likuidasi besar-besaran pada aset berisiko, termasuk rupiah," kata Ady.
Baca Juga: Simak sejumlah sentimen yang akan menyetir IHSG pada perdagangan Jumat (23/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News