Sumber: Antara | Editor: Adi Wikanto
DENPASAR. Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Denpasar mencatat transaksi saham di Bali tahun 2016 mencapai Rp 5 triliun. Jumlah ini naik drastis dibandingkan tahun 2015 hanya Rp 3,7 triliun.
Kepala BEI Denpasar I Gusti Agung Alit Nityaryana menyebu, lonjakan pertumbuhan karena gencarnya sosialisasi diikuti pertumbuhan ekonomi daerah setempat yang positif. "Tahun 2016 merupakan transaksi dengan nominal tertinggi di Bali," kata Alit, Kamis )9/2).
Jumlah investor yang tumbuh tahun 2016 mencapai 2.507 orang sehingga total investor pasar modal menjadi 10.158 orang, melonjak dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 7.651 orang.
Sebagian besar investor tersebut berusia di atas 40 tahun atau sekitar 48% dan sisanya berusia 31-40 tahun atau 22%. Berdasarkan domisili, hampir 61% di antaranya tinggal di Denpasar sisanya di Badung, Tabanan, Gianyar dan Buleleng dengan jumlah yang lebih kecil.
Pusat perputaran keuangan dan tingginya jumlah urbanisasi dinilai sebagai salah satu indikator tingginya sebaran jumlah investor di Denpasar.
Sebagian besar latar belakang pekerjaan investor tersebut merupakan pegawai swasta mencapai 3.300 orang kemudian disusul pengusaha sebanyak 1.356 dan mahasiswa 1.348 orang (S1-S3).
Tahun 2017, BEI Bali menargetkan total investor di Bali mencapai 13.000 orang atau tumbuh sekitar 3.000 orang dengan nilai transaksi yang diharapkan tercapai sekitar Rp 7 triliun.
Pihaknya optimistis investor saham tahun ini tumbuh karenanya gencarnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya kalangan kampus dengan mengadakan kerja sama pendirian galeri investasi di enam perguruan tinggi di Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News