kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street turun, Nasdaq mencatat penurunan paling buruk di pekan ini


Sabtu, 25 Juli 2020 / 05:49 WIB
Wall Street turun, Nasdaq mencatat penurunan paling buruk di pekan ini
ILUSTRASI. Wall Street turun lagi pada perdagangan terakhir pekan ini di tengah rilis kinerja emiten dan aksi tunggu data PDB.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun lagi pada perdagangan terakhir pekan ini. Aksi jual di tengah rilis kinerja emiten kuartal kedua turut diramaikan oleh konfik geopolitik Amerika Serikat (AS)-China.

Jumat (24/7), Dow Jones Industrial Average melemah 0,68% ke 26.469,89. Indeks S&P 500 turun 0,62% ke 3.215,63. Nasdaq Composite masih mencatat penurunan paling dalam, yakni 0,94% ke 10.363,18.

Dalam sepekan, Nasdaq pun turun paling dalam, yakni 1,33%. Sedangkan penurunan Dow Jones dalam sepekan ini sebesar 0,76%. Indeks S&P 500 hanya mengakumulasi penurunan 0,28% dalam lima hari perdagangan.

Baca Juga: Wall Street memerah akibat panasnya hubungan AS-China dan lonjakan kasus corona

Dalam dua hari perdagangan terakhir, sektor teknologi cenderung tertekan dan menjadi pemberat pergerakan tiga indeks utama AS. Harga saham Intel Corp kembali anjlok 16,2% setelah penurunan 9% di hari sebelumnya. Penurunan harga saham perusahaan cip ini terjadi setelah Intel melaporkan penundaan produksi cip 7-nanometer yang lebih kecil dan lebih cepat.

"Ada kegelisahan menjelang akhir pekan setelah aksi jual saham-saham teknologi dan memicu lebih banyak penjualan," kata Ryan Detrick, senior market strategist LPL Financial kepada Reuters.

Detrick mengatakan, Nasdaq dan saham-saham teknologi menghadapi kondisi yang sulit dalam dua bulan terakhir. "Koreksi yang memang layak dan masuk akal dalam pandangan kami," ujar dia.

Baca Juga: Ini yang bikin IHSG terjungkal 1,21% pada perdagangan Jumat (24/7) kemarin

Sekadar informasi, meski tertekan pada perdagangan belakangan, Nasdaq Composite masih mencatat kenaikan 15,50%sejak awal tahun. Padahal, S&P 500 justru turun 0,47%. Bahkan Dow Jones masih minus 7,25% sejak awal tahun.

"Dengan reli sejauh ini di bulan Juli, wajar kalau terjadi kecemasan menjelang pekan rilis kinerja emiten, keputusan Federal Reserve, dan produk domestik bruto (PDB) terburuk dalam sejarah," imbuh Detrick.

Apple, Alphabet, dan Amazon.com akan mengumumkan kinerja kuartal kedua pada 30 Juli. Pada hari yang sama, Departemen Perdagangan AS akan merilis angka awal PDB kuartal kedua. Analis memperkirakan ekonomi AS akan turun 35% pada periode April-Juni.

Baca Juga: Begini strategi Unilever Indonesia (UNVR) memacu penjualan di semester II

Sementara itu, kasus baru virus corona berada di atas 1.000 per hari dalam tiga hari berturut-turut. Meski menghadapi kasus corona terbesar di dunia, AS masih berkonflik dengan China. 

AS memberi waktu yang pendek bagi China untuk menutup konsulat di Houston. Sebagai balasan, China menutup konsulat AS di Chengdu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×