kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.810   20,00   0,12%
  • IDX 6.446   7,70   0,12%
  • KOMPAS100 927   0,91   0,10%
  • LQ45 722   -0,90   -0,12%
  • ISSI 206   1,64   0,80%
  • IDX30 375   -0,74   -0,20%
  • IDXHIDIV20 453   -1,23   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,08%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,06   -0,05%

Wall Street tertekan, investor mencermati lonjakan kasus baru corona di AS


Jumat, 10 Juli 2020 / 21:11 WIB
Wall Street tertekan, investor mencermati lonjakan kasus baru corona di AS
ILUSTRASI. Wall Street bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada perdagangan terakhir pekan ini.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada perdagangan terakhir pekan ini. Kasus baru virus corona di Amerika Serikat (AS) yang terus melonjak menjadi tekanan berat bagi pasar saham.

Jumat (10/7) pukul 21.03 WIB, Dow Jones Industrial Average melemah 0,21% ke 25.648. Nasdaq Composite melemah 0,84% ke 10.459. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,11% ke 3.155.

Sebanyak 41 dari 50 negara bagian AS melaporkan kenaikan kasus corona dalam dua pekan terakhir. Sejumlah negara bagian menarik kembali pelonggaran yang diberlakukan bulan lalu.

Baca Juga: AEI minta jam perdagangan dinormalkan, BEI tunggu jam kliring BI normal

"Investor kini lebih memperhatikan kasus baru daripada data ekonomi. Inilah yang kami lihat dalam dua pekan terakhir," kata Art Hogan, chief market strategist National Securities kepada Reuters.

Data ekonomi seperti penambahan pekerjaan baru mulai menunjukkan kenaikan karena dimulainya aktivitas bisnis di bulan Juni. Tapi, kasus baru kemungkinan akan mengurangi lagi jumlah pekerjaan di AS.

Wall Street yang selama ini menguat ditopang oleh stimulus bank sentral dan pemerintah AS. Indeks S&P 500 sudah menguat lebih dari 40% dari level terendah di bulan Maret lalu dan hanya sekitar 7% di bawah rekor tertinggi yang tercatat di bulan Februari.

Baca Juga: IHSG bertahan di atas level 5.000 pekan ini, bagaimana pekan depan?

Pekan depan, perbankan akan mulai merilis laporan keuangan kuartal kedua. Secara umum, laba emiten S&P 500 pada kuartal kedua diperkirakan anjlok ke level paling dalam sejak krisis finansial.

"Meski hasilnya buruk, investor cenderung melihat ke depan, bukan ke belakang," imbuh Hogan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×