kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street terpukul penjualan retail dan pembicaraan stimulus yang mandek


Jumat, 14 Agustus 2020 / 21:19 WIB
Wall Street terpukul penjualan retail dan pembicaraan stimulus yang mandek
ILUSTRASI. Sejumlah katalis negatif menjadi pemberat Wall Street.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah di perdagangan terakhir pekan ini. Jumat (14/8) pukul 21.04 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,26% ke 27.820. Indeks S&P 500 turun 0,25% ke 3.364. Sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,18% ke 11.022.

Sejumlah katalis negatif menjadi pemberat bursa saham Amerika Serikat (AS) jelang akhir pekan. Penjualan retail bulan Juli naik lebih rendah daripada ekspektasi. Bahkan, penjualan retail diramal turun lagi di tengah naiknya kasus virus corona di AS sejak akhir Juli hingga saat ini.

Data Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa penjualan retail naik 1,2% bulan lalu setelah melonjak 8,4% di bulan Juni. Sebelumnya para ekonom memprediksikan penjualan retail akan naik 1,9%.

Belanja konsumen merosot 34,6% secara tahunan di kuartal kedua. Hal inilah yang menyebabkan ekonomi AS merosot 32,9% di kuartal kedua, penurunan paling dalam sejak pemerintah mencatat angka pertumbuhan di 1947.

"Kondisi konsumen dan minat untuk berbelanja akan menjadi kunci pemulihan ekonomi," kata Mark Luschini, chief investment strategist Janney Montgomery Scott kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG naik 2,02% sepekan terdongkrak penguatan bursa global

Penjualan retail diprediksi makin turun karena pemerintah tidak lagi memberikan tunjangan pengangguran tambahan sebesar US$ 600 per minggu sejak akhir Juli lalu. Apalagi Kongres mulai reses dan tidak ada pembicaraan baru dengan Presiden AS Donald Trump.

Partai Republik dan Demokrat gagal mencapai kesepakatan stimulus dengan selisih proposal paket US$ 2 triliun. Partai Republik mengajukan stimulus US$ 1 triliun dan Demokrat US$ 3 triliun.

Selisih US$ 2 triliun ini terutama terlihat pada pendanaan untuk sekolah, bantuan untuk pemerintah negara bagian dan pemerintah lokal, serta tunjangan pengangguran. Pekan lalu, Demokrat mengajukan penurunan sebesar US$ 1 triliun saat negosiasi dengan Gedung Putih. Tapi pemerintahan Trump menolak tawaran ini.

Baca Juga: Kebutuhan dolar AS di sektor riil meningkat, kurs rupiah melemah dalam sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×