Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai tingginya kebutuhan sektor riil terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen utama yang menekan pergerakan rupiah sepekan terakhir. Tapi, kondisi ini diramal berbalik pada pekan depan.
Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah 1% dalam sepekan dan ditutup di level Rp 14.795 per dolar AS pada Jumat (14/8). Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, rupiah terdepresiasi sebanyak 1,13% menjadi Rp 14.917 per dolar AS di akhir pekan ini (14/8).
Baca Juga: Kurs rupiah tertekan 1% dalam sepekan ke level Rp 14.795 per dolar AS
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, pelemahan rupiah yang terjadi dalam sepekan terakhir masih dalam area stabil. Pergerakan kurs rupiah ini sejalan dengan aktivitas ekonomi yang mulai menggeliat. Alhasil, permintaan dolar AS cenderung meningkat baik untuk impor barang konsumsi dan kebutuhan lainnya.
"Rentang pergerakan rupiah sepekan masih stabil di kisaran Rp 14.800 per dolar AS. Kebutuhan sektor riil terlihat meningkat sejak awal bulan ini, setelah sebelumnya relatif tidak ada kegiatan," jelas David kepada Kontan.co.id, Jumat (14/8).
David tidak melihat sentimen eksternal khusus yang jadi perhatian pasar. Bahkan, data AS yang cenderung lebih baik dari perkiraan pasar membuat pergerakan dolar AS positif. "Untuk pekan depan kemungkinan rebound di rentang pergerakan di kisaran Rp 14.700 per dolar AS, hingga Rp 15.000 per dolar AS," pungkas David.
Baca Juga: IHSG naik lima hari berturut-turut total 2,02% ke 5.247 hingga Jumat (14/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News