kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.309   26,00   0,16%
  • IDX 6.799   11,19   0,16%
  • KOMPAS100 1.005   -3,96   -0,39%
  • LQ45 776   -4,89   -0,63%
  • ISSI 212   1,41   0,67%
  • IDX30 402   -2,70   -0,67%
  • IDXHIDIV20 485   -2,61   -0,53%
  • IDX80 113   -0,64   -0,56%
  • IDXV30 119   -0,49   -0,41%
  • IDXQ30 132   -0,37   -0,28%

Wall Street Terkoreksi, Pasar Menimbang Ancaman Tarif Terbaru dari Donald Trump


Rabu, 19 Februari 2025 / 21:51 WIB
Wall Street Terkoreksi, Pasar Menimbang Ancaman Tarif Terbaru dari Donald Trump
ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street dibuka koreksi pada awal perdagangan Rabu (19/2). Pasar menimbang ancaman tarif terbaru dari Presiden AS Donald TrumpREUTERS/Andrew Kelly


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street dibuka koreksi pada awal perdagangan Rabu (19/2). Pasar menimbang ancaman tarif terbaru dari Presiden AS Donald Trump dan menanti risalah pertemuan Federal Reserve bulan Januari.

Mengutip Reuters, Rabu (19/2), pada bel pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 78,2 poin, atau 0,18% ke level 44.478,12. S&P 500 turun 11,8 poin, atau 0,19% ke level 6.117,76, sementara Nasdaq Composite turun 46,8 poin, atau 0,23% ke level 19.994,502

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa ia akan mengenakan tarif otomotif sekitar 25%, bersama dengan bea serupa pada impor semikonduktor dan farmasi. 

Tarif Trump telah menimbulkan kekhawatiran jika tarif tersebut akan memicu inflasi di AS dan membebani sikap Fed terhadap pemotongan suku bunga tahun ini. 

Baca Juga: Trump Berencana Kenakan Tarif 25% pada Mobil untuk Mengubah Kebijakan Perdagangan AS

Risalah rapat kebijakan bank sentral AS pada bulan Januari - di mana para anggota pemungutan suara memilih untuk membiarkan suku bunga tetap dan Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan tidak akan terburu-buru untuk memotongnya lagi sampai data inflasi dan pekerjaan menunjukkan bahwa hal itu tepat. 

"Dengan risiko inflasi yang meningkat serta kondisi keuangan yang ada, Fed benar-benar tidak terburu-buru untuk memotong suku bunga," kata Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior untuk Allianz Investment Management. 

Investor akan mencari petunjuk tentang rencana suku bunga Fed untuk tahun ini dalam risalah tersebut, mengingat data harga konsumen dan produsen yang beragam minggu lalu ditambah dengan penurunan tajam dalam penjualan ritel, yang telah menurunkan imbal hasil Treasury.

Saat ini, para pedagang melihat setidaknya satu penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dan peluang penurunan tambahan sebesar 44% pada bulan Desember, menurut data LSEG.

Baca Juga: S&P 500, European Shares End at Record Highs as Markets Digest Earnings, Tariffs

Sejak pelantikannya pada bulan Januari, Trump telah mengenakan tarif sebesar 10% pada semua impor dari China, di atas pungutan yang ada. 

Ia juga mengumumkan dan menunda selama sebulan tarif sebesar 25% pada barang-barang dari Meksiko dan impor non-energi dari Kanada.

"Berbicara tentang tarif tidak sama dengan menerapkan tarif, dan saya pikir kita telah melihat banyak pembicaraan selama sebulan terakhir atau lebih dan tidak banyak pada sisi penerapan," kata Ripley.

Selanjutnya: Terbebani Masalah Coretax, IWPI Ajukan Audiensi ke DPR

Menarik Dibaca: Jelang Ramadan, Pacific Palace Hotel Batam Hadirkan Paket Berbuka Puasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×