Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks S&P 500 dan Nasdaq di Wall Street menguat pada Rabu (25/6) dan bergerak mendekati level tertingginya sepanjang masa.
Menyusul gencatan senjata antara Israel dan Iran tampak bertahan. Investor juga menanti pernyataan lanjutan dari Ketua The Fed Jerome Powell.
Melansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka naik 41,3 poin atau 0,10% ke level 43.130,33.
Baca Juga: Wall Street Naik, S&P 500 Dekati Rekor Tertinggi saat Ketegangan Timur Tengah Mereda
Sementara itu, indeks S&P 500 naik 12 poin atau 0,20% ke 6.104,23, dan Nasdaq Composite menguat 101,4 poin atau 0,51% menjadi 20.013,95.
Sebelumnya, Nasdaq 100 mencatat penutupan tertinggi baru pada Selasa (14/6) dan ketiga indeks utama di Wall Street mencatat kenaikan lebih dari 1% karena meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah memperkuat sentimen risiko.
Indeks acuan S&P 500 saat ini kurang dari 1% dari rekor tertingginya.
Meskipun terdapat pelanggaran terbatas terhadap gencatan senjata yang ditengahi Presiden AS Donald Trump sehari sebelumnya, investor tetap optimistis bahwa kesepakatan damai antara kedua negara yang berkonflik tersebut akan bertahan.
“Banyak kekhawatiran besar kita, setidaknya untuk saat ini, telah mereda. Situasinya kini lebih netral dibandingkan sebelumnya yang menjadi hambatan,” ujar Art Hogan, Kepala Strategi Pasar di B Riley Wealth.
Baca Juga: Trump Yakin Nuklir Iran Lumpuh, Intelijen Bilang Belum Tentu
“Kita akan menunggu dan melihat.”
Investor kini menantikan hari kedua kesaksian Jerome Powell di hadapan Kongres AS, yang dijadwalkan berlangsung pukul 10:00 waktu setempat (ET). Pasar mencari petunjuk arah kebijakan moneter The Fed.
Sehari sebelumnya, Powell menegaskan pendekatan “tunggu dan lihat” The Fed di tengah tekanan harga akibat tarif.
Namun, ia juga mengatakan bahwa inflasi yang lebih rendah dari perkiraan atau pelemahan pasar tenaga kerja dapat mendorong percepatan pemangkasan suku bunga.
Di sisi lain, melemahnya kepercayaan konsumen AS pada Juni yang dirilis Selasa memberi ruang bagi kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal, bahkan pada Juli.
Data penjualan rumah baru untuk Mei juga dijadwalkan rilis pada pukul 10:00 waktu setempat.
Baca Juga: Taruhan Terbesar Trump: Gempur Iran, Genggam Damai, Hadapi Risiko Politik
Pergerakan di pasar uang menunjukkan para pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga sekitar 60 basis poin hingga akhir 2025.
Bahkan, probabilitas pemangkasan 25 bps pada September mendekati 70%, menurut alat FedWatch milik CME Group.
Selanjutnya: Akseleran Laporkan 2 Borrower ke Kepolisian Usai Temukan Indikasi Fraud
Menarik Dibaca: DLH Jakarta Jalankan Pilot Project Pengelolaan Sampah di 6 Kelurahan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News