kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

Wall Street Rabu (12/3): S&P 500 dan Nasdaq Menguat Seiring Inflasi AS Mereda


Rabu, 12 Maret 2025 / 22:06 WIB
Wall Street Rabu (12/3): S&P 500 dan Nasdaq Menguat Seiring Inflasi AS Mereda
ILUSTRASI. ndeks S&P 500 dan Nasdaq menguat pada Rabu (12/3), setelah data menunjukkan inflasi Amerika Serikat (AS) yang melambat. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

Tarif Impor dan Kekhawatiran Resesi

Tarif proteksionis 25% yang diberlakukan Trump terhadap semua impor baja dan aluminium mulai berlaku pada Rabu dan kemungkinan akan mencakup tembaga.

Kebijakan ini langsung mendapat respons dari Kanada dan Komisi Eropa.

Perusahaan yang bergantung pada baja dan aluminium dalam rantai pasok mereka, seperti saham Ford dan General Motors, masing-masing turun 1,7%. Honeywell dan Deere juga melemah masing-masing 1,4% dan 1,5%.

Pasar keuangan masih bergejolak akibat kebijakan tarif Trump yang tidak terduga. Analis memperingatkan potensi arus keluar modal dari Wall Street, serta risiko tarif baru yang dapat memicu inflasi domestik dan bahkan resesi.

Indeks Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, baru-baru ini memasuki wilayah koreksi, sementara S&P 500 nyaris mengalami penurunan 10% dari puncaknya pada Februari.

Ketidakpastian ini telah membuat banyak perusahaan menunda investasi dan menurunkan proyeksi keuangan mereka.

Delta, Kohl’s, dan Walmart termasuk di antara perusahaan terbaru yang melakukan revisi target pendapatan.

Baca Juga: Suramnya Prospek Bisnis Global Akibat Tarif Baru Trump

Goldman Sachs Pangkas Proyeksi Pasar

Goldman Sachs menjadi broker pertama yang memangkas target akhir tahun 2025 untuk S&P 500, sementara J.P. Morgan meningkatkan kemungkinan resesi AS.

Sementara itu, saham Intel melonjak 6% setelah laporan menyebutkan bahwa TSMC sedang berdiskusi dengan Nvidia, AMD, dan Broadcom mengenai potensi investasi dalam usaha patungan untuk mengoperasikan pabrik chip AS.

Di sisi lain, saham PepsiCo turun 2,1% setelah broker Jefferies menurunkan peringkat sahamnya.

Pasar juga mencermati perdebatan di Senat AS terkait rancangan undang-undang anggaran darurat yang bisa berdampak pada kebijakan ekonomi dan pasar saham dalam beberapa bulan mendatang.

Selanjutnya: Inflasi AS Mereda di Februari, Tapi Ancaman Tarif Impor Masih Mengintai

Menarik Dibaca: Ninja Xpress Bagikan Tips Jalankan Bisnis Franchise di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×