kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.640   33,00   0,20%
  • IDX 8.209   -29,29   -0,36%
  • KOMPAS100 1.137   -7,94   -0,69%
  • LQ45 815   -4,97   -0,61%
  • ISSI 289   -1,03   -0,36%
  • IDX30 427   -1,94   -0,45%
  • IDXHIDIV20 486   -1,14   -0,23%
  • IDX80 126   -0,71   -0,56%
  • IDXV30 136   1,02   0,76%
  • IDXQ30 136   -0,63   -0,46%

Wall Street Rabu (12/3): S&P 500 dan Nasdaq Menguat Seiring Inflasi AS Mereda


Rabu, 12 Maret 2025 / 22:06 WIB
Wall Street Rabu (12/3): S&P 500 dan Nasdaq Menguat Seiring Inflasi AS Mereda
ILUSTRASI. ndeks S&P 500 dan Nasdaq menguat pada Rabu (12/3), setelah data menunjukkan inflasi Amerika Serikat (AS) yang melambat. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

Tarif Impor dan Kekhawatiran Resesi

Tarif proteksionis 25% yang diberlakukan Trump terhadap semua impor baja dan aluminium mulai berlaku pada Rabu dan kemungkinan akan mencakup tembaga.

Kebijakan ini langsung mendapat respons dari Kanada dan Komisi Eropa.

Perusahaan yang bergantung pada baja dan aluminium dalam rantai pasok mereka, seperti saham Ford dan General Motors, masing-masing turun 1,7%. Honeywell dan Deere juga melemah masing-masing 1,4% dan 1,5%.

Pasar keuangan masih bergejolak akibat kebijakan tarif Trump yang tidak terduga. Analis memperingatkan potensi arus keluar modal dari Wall Street, serta risiko tarif baru yang dapat memicu inflasi domestik dan bahkan resesi.

Indeks Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, baru-baru ini memasuki wilayah koreksi, sementara S&P 500 nyaris mengalami penurunan 10% dari puncaknya pada Februari.

Ketidakpastian ini telah membuat banyak perusahaan menunda investasi dan menurunkan proyeksi keuangan mereka.

Delta, Kohl’s, dan Walmart termasuk di antara perusahaan terbaru yang melakukan revisi target pendapatan.

Baca Juga: Suramnya Prospek Bisnis Global Akibat Tarif Baru Trump

Goldman Sachs Pangkas Proyeksi Pasar

Goldman Sachs menjadi broker pertama yang memangkas target akhir tahun 2025 untuk S&P 500, sementara J.P. Morgan meningkatkan kemungkinan resesi AS.

Sementara itu, saham Intel melonjak 6% setelah laporan menyebutkan bahwa TSMC sedang berdiskusi dengan Nvidia, AMD, dan Broadcom mengenai potensi investasi dalam usaha patungan untuk mengoperasikan pabrik chip AS.

Di sisi lain, saham PepsiCo turun 2,1% setelah broker Jefferies menurunkan peringkat sahamnya.

Pasar juga mencermati perdebatan di Senat AS terkait rancangan undang-undang anggaran darurat yang bisa berdampak pada kebijakan ekonomi dan pasar saham dalam beberapa bulan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×