Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street naik tipis pada akhir perdagangan Jumat (17/11), karena investor mecerna kenaikan baru-baru ini. Sementara itu, pernyataan dari pejabat Federal Reserve mengaburkan prospek mengenai kapan bank sentral AS akan mulai memangkas suku bunga.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,81 poin, atau 0,01% ke level 34,947.28, S&P 500 naik 5,78 poin, atau 0,13%, ke level 4,514.02 dan Nasdaq Composite naik 11,81 poin, atau 0,08%, ke level 14,125.48.
Sektor energi naik 2,1% dan menjadi sektor dengan kenaikan terbesar di antara 11 sektor utama S&P 500, didukung kenaikan harga minyak lebih dari 4%.
Sedangkan indeks layanan komunikasi mencatat penurunan terdalam, dipicu penurunan penurunan saham Alphabet sebesar 1%.
Baca Juga: Wall Street Kehilangan Tenaga pada Jumat (17/11), Dibayangi Komentar Pejabat The Fed
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,05 miliar saham dengan rata-rata 10,4 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Dalam sepekan, S&P 500 naik 2,2% sedangkan Nasdaq Composite naik 2,4% dan Dow Jones Industrial Average naik 1,9%.
Wakil Gubernur Bidang Pengawasan Michael Barr mengatakan dia yakin The Fed berada pada atau mendekati puncak kenaikan suku bunga, namun pejabat Fed San Francisco Mary Daly dan pejabat Fed Boston Susan Collins menyoroti perlunya lebih banyak bukti untuk menurunkan inflasi.
Menambah tekanan, saham Applied Materials turun setelah laporan kuartal ketiga dan berita bahwa Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki tuduhan bahwa pembuat peralatan semikonduktor tersebut melanggar pembatasan ekspor ke China.
Penurunan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun hingga menyentuh level terendah dalam dua bulan memberikan dukungan bagi perdagangan ekuitas.
S&P 500, Nasdaq dan Dow mencatatkan kenaikan minggu ketiga berturut-turut. Bagi S&P dan Dow, ini merupakan kenaikan mingguan terpanjang sejak Juli. Sedangkan bagi Nasdaq, ini akan menjadi kenaikan mingguan terpanjang sejak Juni.
“Katalis terbesar untuk saham hari ini adalah imbal hasil Treasury kami mencapai titik terendah dalam dua bulan,” kata Robert Phipps, direktur Per Stirling di Austin Texas.
Baca Juga: S&P 500 dan Dow Dibuka Naik Ditopang Penurunan Imbal Hasil US Treasury Jumat (17/11)
"Kita telah menempuh perjalanan yang panjang. Kita perlu mencerna beberapa langkah ini dan mencari katalis apa yang akan terjadi selanjutnya. Musim pendapatan sudah berlalu. The Fed sedang menahan diri dan akan melakukan hal tersebut pada bulan Desember. Pasar ekuitas sedang menantikan panduan,” kata Jack McIntyre, manajer portofolio di Brandywine Global di Philadelphia.
McIntyre memperkirakan data tenaga kerja dan inflasi bulan November sebagai katalis besar berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News