kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street: Nasdaq Turun, Investor Cermati Penjualan Black Friday dan Covid di China


Sabtu, 26 November 2022 / 05:20 WIB
Wall Street: Nasdaq Turun, Investor Cermati Penjualan Black Friday dan Covid di China


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup mixed pada akhir perdagangan Jumat (25/11), dengan indeks Dow Jones naik, sementara S&P 500 dan Nasdaq melemah. Indeks Nasdaq turun dipicu penurunan saham Apple Inc yang tertekan, karena investor mengamati penjualan Black Friday dan kasus Covid-19 di China. 

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 152,97 poin atau 0,45% ke 34.347,03, S&P 500 turun 1,14 poin atau 0,03% ke 4.026,12 dan Nasdaq Composite turun 58,96 poin atau 0,52% ke 11.226,36. 

Perdagangan di Wall Street pada Jumat (25/11) hanya berlangsung hingga pukul 1 siang, setelah libur Thanksgiving pada Kamis (24/11).

Baca Juga: Wall Street Bergerak Tipis Pada Perdagangan Black Friday

Volume perdagangan saham di bursa AS pada perdagangan terakhir pekan ini mencapai 4,54 miliar saham, dengan rata-rata 11,25 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Mengutip Reuters, saham Apple Inc turun 2% di tengah berita pengurangan pengiriman iPhone dari pabrik Foxconn di China pada November, karena produksi terganggu oleh kebijakan terkait Covid.

Perdagangan Wall Street berfokus pada peritel karena penjualan Black Friday, dibayangi inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Pembeli diharapkan mencapai rekor untuk berbelanja saat Black Friday, tetapi dengan cuaca buruk, kerumunan orang di luar toko menipis pada hari belanja tersibuk tradisional tahun ini.

Saham ritel AS menjadi barometer kepercayaan konsumen yang tertekan inflasi. Sepanjang tahun ini, indeks ritel S&P 500 turun sedikit di atas 30%, sedangkan S&P 500 turun 15%.

Saham peritel Target Corp, Macy's Inc dan Best Buy Co Inc beragam, sementara indeks diskresioner konsumen S&P naik sedikit.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Menguat Usai The Fed Beri Sinyal Perlambatan Kenaikan Suku Bunga

"Ini adalah hari perdagangan dengan volume rendah karena kebanyakan orang berada di rumah sehingga saya tidak pernah menghitung hari Jumat setelah Thanksgiving," kata Ed Cofrancesco, CEO International Assets Advisory, di Orlando, Florida.

Cofrancesco menambahkan, mulai pekan depan, investor akan fokus pada penjualan ritel, wabah Covid-19 di China dan langkah Federal Reserve selanjutnya dalam menaikkan suku bunga.

Analis sekarang melihat peluang Fed akan menaikkan suku bunga acuan utamanya sebesar 50 basis poin pada bulan Desember mencapai 71,1%, dengan suku bunga memuncak pada bulan Juni 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×