Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat di awal perdagangan hari ini. Data menunjukkan tanda-tanda pendinginan pasar tenaga kerja sehingga meredakan kekhawatiran atas kenaikan suku bunga di masa depan oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS).
Kamis (29/12) pukul 21.41 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,78% ke 33.137. Indeks S&P 500 melesat 1,17% ke 3.827. Sedangkan Nasdaq Xomposite melonjak 1,59% ke 10.375.
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran naik 9.000 menjadi 225.000 untuk pekan yang berakhir 24 Desember. Data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS ini sesuai dengan prediksi ekonom dalam survei Reuters.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga yang cepat mulai berdampak pada pasar tenaga kerja. Rilis data terbaru ini memperkuat harapan bahwa bank sentral AS akan mengurangi sikap agresifnya.
"Tanda-tanda pasar kerja mulai melemah sudah pasti terlihat," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar, Spartan Capital Securities LLC kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa mendekati akhir tahun kondisi pasar tenaga kerja memang cenderung turun.
Baca Juga: OJK: IHSG Lesu Sepanjang 2022 Karena Ketidakpastian Ekonomi Global
Pedagang berpegang pada taruhan kenaikan suku bunga 25 basis points dari Federal Reserve pada bulan Februari. Para trader memperkirakan suku bunga mencapai puncak pada 4,92% di bulan Juni 2023.
Pasar tenaga kerja yang kuat dan ekonomi AS yang tangguh telah memicu kekhawatiran bahwa suku bunga bisa tetap lebih tinggi lebih lama. Tapi, tekanan inflasi mereda tetap menghidupkan harapan kenaikan yang lebih kecil.
Harga saham Tesla naik 5,4% dalam perdagangan premarket setelah CEO Elon Musk mengatakan kepada staf bahwa mereka tidak boleh terganggu oleh kegilaan pasar saham. Saham Telsa telah kehilangan hampir 70% dari nilainya sepanjang tahun ini.
Saham teknologi dan pertumbuhan utama seperti Apple Inc, Alphabet Inc, Microsoft dan Amazon.com Inc naik antara 0,9% dan 1,9%, dibantu oleh penurunan imbal hasil Treasury 10 tahun.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat Pada Perdagangan Jumat (30/12)
Pengetatan kebijakan moneter agresif The Fed telah memukul pasar saham tahun ini. Indeks acuan S&P 500 turun 20% dan Nasdaq yang padat teknologi melorot hampir 35%.
Indeks utama Wall Street turun lebih dari 1% pada hari Rabu. Nasdaq mencapai penutupan terendah tahun 2022 karena meningkatnya kasus Covid di China. Ketegangan geopolitik menambah kekhawatiran kemungkinan resesi pada tahun 2023.
Namun, preferensi investor untuk saham-saham yang menghasilkan dividen tinggi dengan pendapatan stabil telah mencegah penurunan tajam di Dow Jones, yang turun hanya 9,5% pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News