kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Menguat Ditopang Reli Saham Nvidia


Kamis, 22 Februari 2024 / 21:56 WIB
Wall Street Menguat Ditopang Reli Saham Nvidia
ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street menguat pada pembukaan perdagangan hari Kamis (22/2).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street menguat pada pembukaan perdagangan hari Kamis (22/2). Kinerja keuangan dan perkiraan Nvidia yang luar biasa menambah reli yang didorong oleh kecerdasan buatan atawa artificial intelligence (AI) tahun ini yang telah mendorong Wall Street ke rekor tertinggi.

Kamis (22/2) pukul 21.43 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,59% ke 38.841. Indeks S&P 500 naik 1,32% ke 5.047. Sedangkan Nasdaq Composite melonjak 2,18% ke 15.921.

Harga saham Nvidia melonjak 12,5% dalam perdagangan pra-pasar. Perancang chip tersebut memperkirakan lonjakan pendapatan kuartal pertama sekitar tiga kali lipat karena kuatnya permintaan untuk chip AI. Nvidia yang juga melampaui ekspektasi pendapatan kuartal keempat, dapat menambah kapitalisasi pasar lebih dari US$ 200 miliar, jika harga saham terus menguat.

Saham-saham perusahaan lain, yang dipandang sebagai penerima manfaat dari peningkatan AI, juga terangkat. Saingan Nvidia, seperti Advanced Micro Devices, pemasok komponen server Super Micro Computer, dan Arm Holdings melonjak antara 5,3% dan 12,9%.

Baca Juga: IHSG Turun ke 7.339 Hari Ini, Asing Catat Net Sell Setelah Net Buy 9 Hari Beruntun

ETF yang melacak semikonduktor seperti VanEck Semiconductor ETF dan iShares Semiconductor ETF masing-masing naik 5,3% dan 3,9%. Sementara Global X Robotics dan Artificial Intelligence ETF naik 4,0%.

Saham-saham big tech dan pertumbuhan seperti Alphabet, Microsoft, Tesla dan Meta Platforms naik antara 0,5% dan 2,4%.

Pendapatan Nvidia merupakan ujian besar bagi reli yang didorong oleh AI di Wall Street yang mendorong S&P 500 melampaui angka 5.000 poin pada bulan Februari. Beberapa analis telah memperingatkan bahwa hasil yang mengecewakan dapat memicu aksi jual tajam di antara saham-saham teknologi.

Wall Street dapat mencetak rekor tertinggi baru dalam waktu dekat jika momentum semakin cepat.

"Investor khususnya menyukai Nvidia, namun terus menggunakan AI. Dalam jangka pendek, momentum jelas berada di belakang banyak saham AI," kata Paul Nolte, penasihat kekayaan senior dan ahli strategi pasar untuk Murphy & Sylvest kepada Reuters. Tetapi dia memperingatkan akan adanya risiko dalam jangka panjang.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,13% Hari Ini, Simak Proyeksi dan Rekomendasi Saham untuk Jumat (23/2)

Sementara itu, investor tetap bertaruh pada Federal Reserve AS akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Juni. Risalah rapat bank sentral terbaru menunjukkan mayoritas pengambil kebijakan khawatir terhadap risiko pelonggaran kebijakan yang terlalu cepat.

Data menunjukkan klaim pengangguran awal turun menjadi 201.000 pada pekan yang berakhir 17 Februari dari 213.000 pada minggu sebelumnya. Data ini menandakan pasar tenaga kerja masih ketat. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 218.000 klaim pengangguran.

Survei aktivitas bisnis pada bulan Februari dari S&P Global juga akan menjadi fokus setelah pasar dibuka.

Dari 395 perusahaan dalam indeks acuan S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan untuk kuartal Oktober-Desember pada hari Jumat, 80% mengalahkan ekspektasi analis, menurut data LSEG.

Harga saham Rivian dan Lucid masing-masing turun 18,2% dan 7,6%, setelah perusahaan rintisan kendaraan listrik memperkirakan produksi tahun 2024 jauh di bawah perkiraan analis terkait perlambatan permintaan.

Harga saham Royal Caribbean naik 5,4% setelah menaikkan perkiraan laba tahunannya karena perusahaan mendapat manfaat dari kuatnya permintaan kapal pesiar. Harga saham Norwegia Cruise Line Holdings dan Carnival Corp turut terangkat, masing-masing bertambah 3,7% dan 5,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×