kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Menguat, Ditopang Lonjakan Saham Twitter dan Saham Pertumbuhan Megacap


Selasa, 05 April 2022 / 05:40 WIB
Wall Street Menguat, Ditopang Lonjakan Saham Twitter dan Saham Pertumbuhan Megacap


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin (4/4) didorong oleh saham teknologi dan saham pertumbuhan megacap serta lonjakan saham Twitter setelah Elon Musk mengungkapkan sahamnya di perusahaan itu. 

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 103,61 poin, atau 0,3%, ke level 34.921,88, S&P 500 naik 36,78 poin, atau 0,81%, ke level 4.582,naik 271,05 poin, atau 1,9%, ke level 14.532,55.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 11 miliar saham, dengan rata-rata 13,5 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Saham Twitter melonjak 27,1% setelah Kepala Eksekutif Tesla Inc Musk mengungkapkan 9,2% saham di situs micro-blogging itu, menjadikannya pemegang saham terbesarnya. Saham perusahaan media sosial lainnya juga naik.

Saham Tesla naik 5,6% setelah perusahaan pada hari Sabtu melaporkan rekor pengiriman kendaraan listrik untuk kuartal pertama.

Baca Juga: Nasdaq, S&P 500 Climb as Growth Stocks, Twitter Jump

"Banyak berita yang kita lihat hari ini umumnya positif untuk teknologi," kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi senior di Edward Jones.

Bersamaan dengan Tesla, kenaikan saham Apple Inc, Amazon.com Inc dan Microsoft Corp memberi dorongan pada S&P 500.

Namun, tujuh dari 11 sektor S&P 500 melemah, dengan sektor utilitas dan perawatan kesehatan keduanya turun sekitar 0,8%.

Indeks pertumbuhan S&P 500 naik 1,7% sedangkan indeks nilai S&P 500 turun 0,1%.

Di pasar obligasi, benchmark imbal hasil Treasury AS 10-tahun naik pada hari Senin dan kurva imbal hasil US treasury bertenor 2 tahun dan 10 tahun tetap terbalik. Pembalikan kurva dipandang sebagai pertanda resesi dalam dua tahun ke depan atau lebih.

"Semua pembicaraan ini tentang kurva imbal hasil terbalik dan apa yang mungkin diprediksi dalam hal kemungkinan perlambatan ekonomi, yang menempatkan premium pada saham pertumbuhan lagi," kata Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.

Baca Juga: Tesla Cetak Rekor Pengiriman Kendaraan di Kuartal I-2022, Capai 310.048 Unit

Saham telah rebound dalam beberapa pekan terakhir setelah awal yang sulit untuk tahun ini di tengah kekhawatiran tentang pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve untuk memerangi inflasi dan perang di Ukraina. S&P 500 turun sekitar 4% sejauh ini pada tahun 2022, setelah turun sebanyak 12,5%.

Investor tetap khawatir tentang krisis Ukraina, yang telah menyebabkan lonjakan harga komoditas yang memperburuk prospek inflasi yang sudah tinggi.

Kemarahan global menyebar pada Senin atas pembunuhan warga sipil di Ukraina utara, di mana kuburan massal dan mayat terikat yang ditembak dari jarak dekat ditemukan di sebuah kota yang diambil kembali dari pasukan Rusia. Kematian itu kemungkinan akan menggembleng Amerika Serikat dan Eropa ke dalam sanksi tambahan terhadap Moskow.

Saham Starbucks Corp turun 3,7% setelah mantan CEO Howard Schultz mengumumkan penangguhan program buyback saham perusahaan.

Saham perusahaan China yang terdaftar di AS seperti Alibaba melonjak setelah China mengusulkan untuk merevisi aturan kerahasiaan yang melibatkan listing di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×