kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.284   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.164   46,48   0,65%
  • KOMPAS100 1.044   9,41   0,91%
  • LQ45 802   7,44   0,94%
  • ISSI 232   1,62   0,71%
  • IDX30 416   2,14   0,52%
  • IDXHIDIV20 488   2,96   0,61%
  • IDX80 117   0,83   0,71%
  • IDXV30 120   0,13   0,11%
  • IDXQ30 134   0,83   0,63%

Wall Street Menguat Didukung Turunnya Harga Minyak dan Harapan Gencatan Senjata


Selasa, 17 Juni 2025 / 05:09 WIB
Wall Street Menguat Didukung Turunnya Harga Minyak dan Harapan Gencatan Senjata
ILUSTRASI. Pedagang bekerja di lantai Bursa Saham New York (NYSE) di New York City, Amerika Serikat, 12 Mei 2025. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK.  Wall Street ditutup menguat pada Senin (16/6), seiring meredanya kekhawatiran investor terhadap lonjakan harga energi. 

Penurunan harga minyak mentah terjadi setelah konflik Israel-Iran dinilai tidak berdampak pada produksi maupun ekspor minyak global, serta munculnya harapan gencatan senjata.

Mengutip Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 317,30 poin atau 0,75% ke level 42.515,09. S&P 500 menguat 56,14 poin atau 0,94% menjadi 6.033,11. Sementara itu, Nasdaq Composite melonjak 294,39 poin atau 1,52% ke posisi 19.701,21, mencatat kenaikan persentase harian terbesar sejak 27 Mei.

Harga minyak mentah turun lebih dari 1% di tengah harapan tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran setelah serangkaian serangan rudal. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melemah dari Level Tertinggi Dua Pekan Selasa (13/5) Pagi

Iran dilaporkan meminta Presiden AS Donald Trump untuk mendorong gencatan senjata dalam perang udara yang telah berlangsung empat hari. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel menyatakan bahwa negaranya tengah menuju kemenangan.

Sebelumnya, harga minyak melonjak lebih dari 7% pada Jumat ketika Israel mulai membombardir Iran. Teheran juga telah meminta dukungan Qatar, Arab Saudi, dan Oman untuk membujuk Trump agar mendesak Israel menyetujui gencatan senjata, dengan imbalan kelonggaran dari Iran dalam negosiasi nuklir.

“Yang jadi perhatian adalah pergerakan harga minyak. Setiap perubahan geopolitik sekecil apa pun bisa berdampak besar pada sektor ini dan ekonomi secara keseluruhan,” kata George Young, manajer portofolio Villere & Co, New Orleans.

Ia menambahkan, “Jika konsumen enggan belanja, maka akan langsung memengaruhi pendapatan, apa pun sektor ekonomi yang menjadi tempat Anda berinvestasi.”

Pelaku pasar kini menanti keputusan kebijakan suku bunga Federal Reserve AS yang dijadwalkan Rabu ini. Para pembuat kebijakan secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini.

Baca Juga: Turun, Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) Maret 2025 Capai US$ 71,11 per Barel

Pasar uang juga menunjukkan bahwa investor belum memproyeksikan pemangkasan suku bunga hingga setidaknya September, dengan probabilitas 61,1% untuk penurunan minimal 25 basis poin, menurut data LSEG.

“Suku bunga masih tinggi, dan pasar mungkin masih mengantisipasi tekanan inflasi,” ujar Jack Ablin, Kepala Investasi Cresset Capital, Chicago. “Kalaupun tidak ada hal lain, meningkatnya ketidakpastian dan suku bunga saat ini mungkin membuat The Fed bersikap hati-hati.”

Data ekonomi yang ditunggu pekan ini mencakup laporan penjualan ritel bulanan, harga impor, dan klaim pengangguran mingguan.

Sektor teknologi dan komunikasi menjadi pendorong utama penguatan S&P 500, sementara sektor utilitas mencatat kinerja terburuk.

Indeks Philadelphia Semiconductor naik 3,03%, didorong oleh lonjakan saham Advanced Micro Devices (AMD) sebesar 8,81% setelah Piper Sandler menaikkan target harga perusahaan chip tersebut.

Saham UPS dan FedEx masing-masing menguat 1,1% usai Trump Organization meluncurkan layanan seluler bernama Trump Mobile, yang menjadikan kedua perusahaan sebagai mitra pengiriman.

Baca Juga: Stok Minyak AS Turun, Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 1% pada Jumat (27/12)

Namun, saham Sarepta Therapeutics anjlok 42,1% setelah mengungkapkan kematian kedua pasien akibat gagal hati akut usai menjalani terapi gen untuk distrofi otot langka. Sebaliknya, saham U.S. Steel naik 5,1% setelah Trump menyetujui akuisisi senilai US$ 14,9 miliar oleh Nippon Steel.

Jumlah saham yang naik lebih banyak dibanding yang turun, dengan rasio 1,97:1 di NYSE dan 1,9:1 di Nasdaq.

S&P 500 mencatat 16 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan lima titik terendah baru, sementara Nasdaq mencetak 74 titik tertinggi dan 96 titik terendah baru.

Volume perdagangan di bursa saham AS mencapai 17,86 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir yang sebesar 18,14 miliar saham.

Selanjutnya: Inilah Lokasi Tilang ETLE Di Jakarta, Catat Daftar Pelanggaran & Besaran Denda Tilang

Menarik Dibaca: HP Vivo Terbaru X100 Ultra Juni 2025 Bawa Kamera Setara DSLR? Ini Jawabannya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×