Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
Mengutip Reuters, pada bel pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average naik 83,7 poin, atau 0,18% ke level 47.196,15. S&P 500 naik 27,7 poin, atau 0,41% ke level 6.793,55, sementara Nasdaq Composite naik 137,6 poin, atau 0,60% ke level 23.163,19.
Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran mencapai 216.000 untuk pekan yang berakhir pada 22 November, lebih rendah dari perkiraan 225.000 menurut para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Terpisah, laporan yang tertunda menunjukkan pesanan baru untuk barang modal naik 0,5% pada bulan September, lebih tinggi dari kenaikan 0,3% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Naik Selasa (25/11), Ekspektasi Suku Bunga The Fed Makin Kokoh
"Perekonomian tidak mengalami resesi, tetapi cukup lemah untuk memungkinkan The Fed memangkas suku bunga lagi. Masih banyak orang yang menganggur, jadi ini memberi The Fed ruang untuk memangkas lebih banyak lagi," ujar Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners.
Komentar dovish dari para pembuat kebijakan berpengaruh dan laporan yang menunjukkan melemahnya permintaan konsumen telah membuat investor memperkirakan peluang 84,9% The Fed dapat menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, kira-kira dua kali lipat dari peluang minggu lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Berdasarkan ekspektasi tersebut, saham-saham AS mencatat kenaikan ketiga berturut-turut pada hari Selasa, dengan indeks acuan S&P 500 ditutup pada level tertinggi dalam dua minggu.
Fokus sekarang akan tertuju pada ringkasan kondisi ekonomi bank sentral atau yang dikenal dengan Beige Book, yang diperkirakan akan dirilis pada pukul 14.00 ET.
Investor juga mempertimbangkan laporan yang menunjukkan bahwa penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett adalah kandidat terdepan untuk menjadi Ketua Fed berikutnya, di saat pengaruh politik dalam pembuatan kebijakan moneter menjadi perhatian.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Beragam, Investor Menimbang Data Ekonomi AS
Pemulihan Wall Street baru-baru ini dari aksi jual yang dipicu oleh sektor teknologi awal bulan ini telah memangkas kerugian bulanan pada indeks-indeks utama. Ini masih akan menjadi kerugian bulanan terbesar mereka sejak kekalahan telak tarif AS awal tahun ini.
Namun, overvaluasi teknologi masih menjadi perhatian, dan indeks teknologi S&P 500 menanggung bebannya dengan penurunan bulanan sebesar 6%.
Yang sedikit meredakan kesuraman pada hari Rabu adalah kenaikan 5,2% saham Dell dalam perdagangan pre market setelah proyeksi kuartalannya melampaui ekspektasi, didukung oleh permintaan yang kuat untuk servernya di pusat data AI.
Para pedagang juga memasuki periode belanja liburan yang sibuk, dimulai dengan liburan Thanksgiving pada hari Kamis, diikuti oleh Black Friday dan Cyber Monday. Periode ini akan sangat penting bagi peritel besar yang akan melayani pelanggan yang menghadapi tekanan harga akibat tarif dan PHK perusahaan.
Hasil dan proyeksi dari peritel seperti Walmart dan Target beragam, meskipun Federasi Ritel Nasional memperkirakan penjualan liburan tahun ini akan mencapai $ 1 triliun untuk pertama kalinya.
Selanjutnya: Mundur ke 2026, Merger BUMN Karya Batal Terwujud Tahun Ini
Menarik Dibaca: Manfaat Minum Air Kelapa untuk Diet Turunkan Berat Badan dan Cara Konsumsinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













