kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Menguat di Tengah Perbaikan Data Ekonomi AS


Kamis, 01 Desember 2022 / 21:52 WIB
Wall Street Menguat di Tengah Perbaikan Data Ekonomi AS
ILUSTRASI. Wall Street bersiap untuk memperpanjang kenaikannya pada hari Kamis setelah data menunjukkan sedikit penurunan inflasi.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bersiap untuk memperpanjang kenaikannya pada hari Kamis setelah data menunjukkan sedikit penurunan inflasi dan belanja konsumen yang solid pada bulan Oktober. Rilis data tersebut menambah harapan kemungkinan perlambatan laju kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Kamis (1/12) pukul 21.50 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,14% ke 34.540. Indeks S&P 500 naik 0,40% ke 4.096. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,57% ke 11.533.

Rilis data dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) menunjukkan belanja konsumen, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, naik 0,8% setelah kenaikan 0,6% pada bulan September.

Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti, tidak termasuk barang-barang yang mudah rusak (makanan), turun menjadi 0,2%, dibandingkan ekspektasi 0,3%.

Baca Juga: China Longgarkan Lockdown, Mayoritas Bursa Asia Menguat Kamis (1/12)

"Orang-orang merasa bahwa yang terburuk telah berlalu," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research di New York kepada Reuters.

"PCE hari ini adalah semacam konfirmasi bahwa memang inflasi turun dan akan menawarkan kredibilitas kemungkinan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Desember dan kemudian mungkin mengakhiri program pengetatan suku bunga di bagian akhir kuartal pertama," imbuh Stovall.

Menambah optimisme, Gubernur The Fed Jerome Powell pada Rabu lalu mengatakan sudah waktunya untuk memperlambat kenaikan suku bunga yang akan datang. Pernyataan Powell juga menandakan penyesuaian ekonomi yang berlarut-larut di tengah biaya pinjaman yang tinggi.

Tapi, Powell memperingatkan bahwa perang melawan inflasi masih jauh dari selesai. Dia mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga akhir periode kenaikan akan agak lebih tinggi dari 4,6% yang ditunjukkan oleh para pembuat kebijakan dalam proyeksi bulan September mereka.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,85% Kamis (1/12), GOTO, BBCA, TLKM Paling Banyak Net Sell Asing

Para trader sekarang memperkirakan peluang 91% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuan utamanya sebesar 50 basis poin pada bulan Desember. Prediksi para trader, tingkat suku bunga akhir periode kenaikan diperkirakan akan mencapai puncaknya di bawah 5% pada Mei 2023.

Investor juga menunggu data nonfarm payrolls pada hari Jumat, dengan laporan ADP pada hari Rabu menunjukkan penurunan permintaan tenaga kerja.

Secara terpisah, sebuah laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Kamis menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara bagian turun 16.000 menjadi 225.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 26 November.

Sebagian besar saham teknologi megacap dan saham pertumbuhan seperti Alphabet Inc, Apple Inc, Microsoft Corp, Tesla Inc dan Meta Platforms Inc membalikkan penurunan sebelumnya menjadi naik antara 0,2% dan 0,5% di tengah penurunan imbal hasil Treasury.

Harga saham Salesforce Inc turun 7,1% dalam perdagangan premarket pada hari Kamis setelah pembuat perangkat lunak mengatakan Bret Taylor akan mengundurkan diri sebagai co-chief executive officer pada bulan Januari dan co-founder Marc Benioff akan menjadi satu-satunya CEO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×