kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Wall Street melemah jelang pernyataan hasil rapat The Fed


Rabu, 17 Maret 2021 / 21:36 WIB
Wall Street melemah jelang pernyataan hasil rapat The Fed
ILUSTRASI. S&P 500 dan Nasdaq turun pada hari Rabu karena imbal hasil obligasi AS melonjak menjelang pernyataan kebijakan Federal Reserve.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street dibuka melemah menjelang pengumuman hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. Rabu (17/3) pukul 21.28 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat tipis 0,08% ke 32.854.

Indeks S&P 500 turun 0,37% ke 3.948. Sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,60% ke 13.392. S&P 500 dan Nasdaq turun pada hari Rabu karena imbal hasil obligasi AS melonjak menjelang pernyataan kebijakan Federal Reserve yang dapat memberikan petunjuk kebijakan moneter selanjutnya.

Imbal hasil US Treasury 10-tahun naik ke tertinggi baru 13 bulan terakhir 1,676%. Kenaikan yield surat utang negara AS ini mengurangi permintaan untuk saham teknologi dengan pertumbuhan tinggi dan menekan Nasdaq yang padat teknologi sekitar 1%.

Kekhawatiran bahwa stimulus besar-besaran akan memanaskan ekonomi telah memicu lonjakan imbal hasil Treasury jangka panjang. Alhasil, indeks utama Wall Street turun dari level tertinggi.

Baca Juga: Secara fundamental, nilai tukar rupiah dinilai ideal pada area Rp 14.500 per dolar AS

The Fed diperkirakan akan mengeluarkan perkiraan PDB yang tinggi untuk tahun 2021 Rabu pukul 2 siang waktu setempat. Pertemuan tersebut akan diikuti oleh konferensi pers Gubernur The Fed Jerome Powell. Pasar memperkirakan Powell berupaya meyakinkan bahwa ekonomi AS dapat lepas landas tanpa menimbulkan inflasi yang berlebihan.

Meskipun The Fed telah menegaskan akan tetap dovish sampai pasar tenaga kerja pulih sepenuhnya, beberapa pembuat kebijakan dapat mengisyaratkan kenaikan suku bunga pada tahun 2023. Beberapa investor dan ekonom bertaruh pada kenaikan suku bunga yang lebih awal. Bahkan, Morgan Stanley memprediksi pengetatan kebijakan moneter lebih awal tahun depan.

"Saya tidak berpikir investor percaya bahwa Fed akan mengubah pendiriannya. Tapi ada kekhawatiran inflasi akan melonjak dalam waktu dekat," kata Arthur Weise, kepala investasi di Kingsland Growth Advisors di New York kepada Reuters.

Baca Juga: Prospek kinerja aset saham dan obligasi menyokong kinerja reksadana campuran

Weise menambahkan bahwa imbal hasil US Treasury 10-tahun bisa lebih tinggi. "Jika Fed memberi sinyal apa pun yang cocok dengan pandangan itu, yield bisa melompati imbal hasil melewati angka 2%," kata dia

S&P 500 dan Dow Jones mengawali pekan ini dengan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. Sementara Nasdaq telah pulih lebih dari setengah dari penurunannya setelah pengumuman putaran terbaru stimulus fiskal dan vaksinasi.

Harga saham Apple Inc, Facebook Inc, Netflix Inc, dan Microsoft Corp merosot antara 0,6% dan 1,2%. Investor merotasi dari perusahaan-perusahaan teknologi yang diuntungkan pandemi ke sektor-sektor yang berpotensi pulih seiring meredanya corona, termasuk keuangan, industri, dan material.

Baca Juga: IHSG ditutup melemah 0,51%, ini proyeksi indeks untuk Kamis (18/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×