kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.495   138,00   0,84%
  • IDX 7.629   -138,24   -1,78%
  • KOMPAS100 1.066   -21,70   -2,00%
  • LQ45 770   -13,67   -1,74%
  • ISSI 264   -3,56   -1,33%
  • IDX30 400   -6,24   -1,54%
  • IDXHIDIV20 467   -6,08   -1,28%
  • IDX80 117   -1,60   -1,34%
  • IDXV30 130   0,27   0,21%
  • IDXQ30 130   -1,70   -1,29%

Wall Street Melemah Jelang Laporan Pendapatan Ritel dan Simposium Fed di Jackson Hole


Senin, 18 Agustus 2025 / 22:41 WIB
Wall Street Melemah Jelang Laporan Pendapatan Ritel dan Simposium Fed di Jackson Hole
ILUSTRASI. Seorang pedagang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 25 Juli 2025. Indeks-indeks utama Wall Street mengalami penurunan di awal pekan, di tengah perhatian investor terhadap laporan pendapatan perusahaan ritel besar.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks-indeks utama Wall Street mengalami penurunan pada Senin (18/8/2025), di awal pekan yang relatif tenang, di tengah perhatian investor terhadap laporan pendapatan dari sejumlah perusahaan ritel besar dan simposium tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming.

Pada pukul 09.55 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 2,15 poin menjadi 44.943,97, S&P 500 turun 3,83 poin atau 0,06% menjadi 6.445,97, dan Nasdaq Composite turun 28,59 poin atau 0,13% menjadi 21.594,39. 

Dari 11 sektor S&P 500, tujuh sektor mencatat kenaikan tipis, dengan sektor perawatan kesehatan memimpin, naik 0,5%, sementara saham UnitedHealth melonjak 2,3%, melanjutkan kenaikan hampir 12% pada sesi sebelumnya.

Investor juga tetap waspada menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy terkait konflik Kyiv dengan Moskow. 

Baca Juga: Wall Street Melemah Jelang Pertemuan The Fed, Fokus Tertuju pada Efek Tarif Trump

Trump telah meminta Ukraina untuk melepaskan harapan mendapatkan kembali Krimea yang dianeksasi atau bergabung dengan NATO, sambil mendorong tercapainya kesepakatan damai dengan Rusia.

Selama dua minggu terakhir, indeks utama Wall Street mengalami penguatan. Saham unggulan Dow Jones bahkan mencapai rekor tertinggi intraday pada Jumat lalu, didorong ekspektasi penurunan suku bunga dan musim laporan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan, meski kondisi perdagangan masih tidak menentu.

Investor kini menantikan laporan dari Walmart, Home Depot, dan Target yang dijadwalkan rilis minggu ini, untuk menilai dampak ketidakpastian perdagangan dan ekspektasi inflasi terhadap perilaku konsumen AS. 

Data terakhir menunjukkan meski penjualan ritel meningkat sesuai prediksi, sentimen konsumen secara keseluruhan menurun akibat kekhawatiran atas inflasi.

“Banyak pesanan ditarik dari berbagai peritel dan produsen. Dari sisi pendapatan, kemungkinan besar mereka akan sesuai target, dan jika ada kenaikan, hanya sedikit,” kata Michael Matousek, Kepala Pedagang di U.S. Global Investors.

Investor tetap mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve bulan depan, meski ekspektasi terhadap penurunan suku bunga tahun ini telah menurun, menurut data LSEG. 

Baca Juga: Wall Street Menguat Jelang Pengumuman Kesepakatan Potensial AS-Inggris

Data terbaru menunjukkan bahwa tarif AS belum memengaruhi harga konsumen, namun pelemahan di pasar tenaga kerja dapat mendorong bank sentral mengadopsi sikap lebih dovish. 

Pasar berharap simposium Fed di Jackson Hole, antara 21–23 Agustus, di mana Ketua Jerome Powell diperkirakan akan berbicara, dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai prospek ekonomi dan kebijakan moneter.

Di bidang perdagangan, pemerintahan Trump memperluas tarif 50% untuk impor baja dan aluminium dengan menambahkan ratusan produk turunan ke daftar barang yang dikenakan tarif.

Sementara itu, saham Dayforce mencatat lonjakan tertinggi dalam indeks S&P 500, naik 25,4%, setelah laporan menyebutkan perusahaan ekuitas swasta Thoma Bravo sedang dalam negosiasi untuk mengakuisisi perusahaan perangkat lunak manajemen SDM tersebut. 

Saham energi surya juga mengalami kenaikan signifikan, dengan SunRun naik 7,2% dan First Solar naik 6,2% menyusul pengumuman Departemen Keuangan AS mengenai aturan subsidi pajak federal baru untuk proyek energi surya dan angin.

Baca Juga: Wall Street Lower with Fed Meeting, Trump-Putin Call in Focus

Secara keseluruhan, saham yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,41 banding 1 di NYSE dan 1,4 banding 1 di Nasdaq. S&P 500 mencatat lima titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan dua titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 54 titik tertinggi baru dan 35 titik terendah baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×