kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.758.000   -23.000   -1,29%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Wall Street Lanjutkan Penurunan Setelah Gedung Putih Bantah Laporan Penghentian Tarif


Senin, 07 April 2025 / 23:01 WIB
Wall Street Lanjutkan Penurunan Setelah Gedung Putih Bantah Laporan Penghentian Tarif
ILUSTRASI. Pedagang bekerja di lantai Bursa Saham New York (NYSE) di New York City, Amerika Serikat, 4 April 2025. Indeks saham utama Amerika Serikat (AS), wall street, kembali melemah pada perdagangan Senin pagi, menandai hari ketiga penurunan.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks saham utama Amerika Serikat (AS), Wall Street, kembali melemah pada perdagangan Senin pagi, menandai hari ketiga penurunan setelah Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru. 

Harapan investor atas kemungkinan keringanan sementara pupus setelah Gedung Putih membantah laporan terkait jeda tarif.  

Pada pukul 11:18 pagi Waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 854,89 poin atau turun 2,23% menjadi 37.459,97. S&P 500 melemah 85,02 poin melemah 1,68% ke level 4.989,06, sementara Nasdaq Composite turun 218,06 poin atau merosot 1,40% menjadi 15.369,73. 

Ketiga indeks utama kini berada di level terendah dalam lebih dari satu tahun terakhir.  

Baca Juga: Wall Street Dibuka Terkoreksi Kamis (6/3), Saham Chipmaker Anjlok

Saham AS tertekan oleh rencana pemerintahan Trump yang bakal mengenakan tarif besar terhadap semua impor, serta tambahan pungutan bagi beberapa mitra dagang utama. 

S&P 500 turun 20% secara intraday dari rekor penutupan tertingginya pada Februari. Jika indeks ini ditutup dengan penurunan lebih dari 20% dari level tertinggi sepanjang masa, maka secara teknis akan memasuki fase pasar lesu (bear market). 

Sementara itu, indeks Dow Jones turun hampir 17% dari rekor tertingginya pada Desember.  

Pada sesi pagi, pasar sempat menguat setelah muncul laporan bahwa Trump sedang mempertimbangkan jeda tarif selama 90 hari. Namun, optimisme tersebut meredup setelah pejabat Gedung Putih dengan cepat membantah laporan itu, menyebabkan saham kembali merosot. 

Baca Juga: Indeks Wall Street Memerah, Kebijakan Tarif Baru Trump Bikin Saham Otomotif Rontok

CNBC, yang awalnya mengutip penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengenai jeda tarif, kemudian melaporkan bantahan dari pemerintah. CNBC tidak segera memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters.  

"Ada laporan bahwa Gedung Putih tidak mengonfirmasi gagasan jeda tarif. Itu hanya rumor yang memengaruhi harga saham saat ini, dan itulah kondisi pasar yang kita hadapi," ujar Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth.  



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×