kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Wall Street kembali turun, kegelisahan inflasi menyeret saham teknologi


Selasa, 11 Mei 2021 / 21:49 WIB
Wall Street kembali turun, kegelisahan inflasi menyeret saham teknologi
ILUSTRASI. Wall Street


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks acuan Wall Street turun pada hari Selasa (11/5), terseret saham-saham terkait teknologi. Investor khawatir bahwa kenaikan inflasi dapat mendorong Federal Reserve untuk memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diharapkan.

Melansir Reuters pukul 10:00 pagi waktu setempat, indeks Dow Jones Industrial Average turun 259,99 poin atau 0,75% menjadi 34.482,83, S&P 500 kehilangan 30,14 poin atau 0,72% menjadi 4.158,74, dan Nasdaq Composite kehilangan 88,84 poin atau 0,66%, menjadi 13.313,02 .

Baca Juga: Wall Street koreksi, S&P 500 dan Nasdaq anjlok terseret aksi jual saham teknologi

Semua sektor indeks S&P berada di zona merah, dengan indeks energi merosot 1,8%, sebagian besar karena melemahnya harga minyak.

Saham Apple, Amazon.com Inc, Microsoft Corp, induk Google Alphabet Inc, dan Tesla Inc turun antara 0,8% dan 2,4%, membebani indeks acuan S&P 500.

Indeks 10 anggota NYSE FANG + TM, yang mencakup kelompok saham FAANG bersama Tesla, Alibaba, dan Twitter Inc, turun 1%, memperpanjang penurunan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 442 miliar sebulan ini.

Hasil benchmark US Treasury tenor 10 tahun naik ke sesi tertinggi 1,629% menjelang laporan indeks harga konsumen pada hari Rabu.

Baca Juga: Rata-rata nilai transaksi BEI tumbuh 3,27% pada 10-11 Mei 2021

Investor semakin waspada dengan kenaikan harga yang cepat meskipun bank sentral berulang kali mengatakan memandang setiap inflasi yang terjadi bersifat sementara.

"Kami telah melihat lonjakan harga komoditas, data ekonomi sangat kuat dan kenaikan suku bunga benar-benar menekan kompleks teknologi," kata Dan Eye, head of asset allocation and equity research di Fort Pitt Capital Group.

"Jika Anda menilai perusahaan dengan pertumbuhan tinggi berdasarkan pendapatannya sepuluh tahun ke depan, pendapatan di masa depan itu jauh lebih berharga hari ini pada tingkat inflasi yang lebih tinggi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×