Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup sedikit lebih rendah pada Kamis (20/3), setelah bergerak naik-turun.
Seiring investor menilai data ekonomi terbaru dan pernyataan kebijakan The Fed di tengah kekhawatiran mengenai tarif perdagangan.
Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 11,31 poin atau 0,03% menjadi 41.953,32, S&P 500 melemah 12,40 poin atau 0,22% ke 5.662,89, dan Nasdaq Composite kehilangan 59,16 poin atau 0,33% ke 17.691,63.
Baca Juga: Wall Street Melemah, Kekhawatiran Perang Dagang Imbas Tarif AS Muncul Lagi
Tekanan jual meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah serangkaian indikator ekonomi mengisyaratkan bahwa ekonomi dan kepercayaan konsumen mungkin mulai melemah, seiring dengan penerapan tarif dagang timbal balik oleh pemerintahan Donald Trump.
Meski demikian, saham sempat menguat dalam tiga dari empat sesi sebelumnya. Indeks acuan S&P melonjak lebih dari 1% pada Rabu (19/3) setelah The Fed mempertahankan suku bunga tetap, seperti yang diperkirakan.
Selain itu, The Fed mengindikasikan kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin tahun ini, sesuai dengan proyeksi median tiga bulan lalu.
Bank sentral juga menyatakan bahwa mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat serta inflasi yang lebih tinggi, setidaknya untuk sementara.
"Pasar saat ini sangat bergejolak. Berita yang ada juga sangat fluktuatif," kata Stephen Massocca, Senior Vice President di Wedbush Securities, San Francisco.
"Pasar sangat fokus pada isu ini, dan banyak hal akan bergantung pada bagaimana perkembangan berita dalam beberapa minggu ke depan."
Baca Juga: Pernyataan Hasil FOMC Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) 19 Maret 2025
"Kami sedang mencoba mencapai titik terendah di sini, tetapi ketika saya melihat arus berita dalam jangka pendek, saya tidak terlalu optimistis bahwa kita akan segera keluar dari situasi ini," tambahnya.
Sementara itu, data ekonomi pada Kamis menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran mingguan meningkat sedikit pekan lalu.
Namun, prospek ekonomi mungkin melemah akibat pemangkasan anggaran pemerintah, tingkat suku bunga, dan ketidakpastian kebijakan.
The Conference Board melaporkan bahwa indeks indikator ekonomi masa depan turun 0,3% pada Februari setelah mengalami penurunan 0,2% di Januari.
Pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 63 basis poin dari The Fed tahun ini, dengan kemungkinan 71% untuk pemotongan setidaknya 25 basis poin pada pertemuan bulan Juni, menurut data LSEG.
Sektor teknologi menjadi salah satu yang paling lemah di antara 11 sektor utama dan memberikan tekanan terbesar bagi pasar.
Baca Juga: Kalender Ekonomi Hari Ini (21/3/2025), Jadwal Pengumuman Kebijakan Moneter The Fed
Sementara sektor energi menguat seiring kenaikan harga minyak hampir 2% setelah AS menjatuhkan sanksi baru terkait Iran.
Prospek laba perusahaan belakangan ini semakin suram akibat ketidakpastian kebijakan tarif. Namun, saham Darden Restaurants melonjak 5,77% setelah pemilik restoran Olive Garden menyampaikan prospek positif terkait dampak tarif terhadap bisnisnya.
Di sisi lain, saham Accenture anjlok 7,26%, penurunan harian terbesar dalam setahun, setelah perusahaan konsultasi tersebut mengatakan bahwa upaya pemerintahan Trump dalam mengurangi belanja pemerintah telah menyebabkan penundaan dan pembatalan kontrak baru.
Selanjutnya: Jelang Lebaran, Simak Proyeksi Pasar dan Rekomendasi Saham dari Analis Berikut
Menarik Dibaca: 25 Ucapan World Down Syndrome Day 2025 Penuh Semangat dan Dukungan Positif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News