Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street berakhir melemah setelah terbebani oleh saham-saham sekto teknologi yang mendapat tekanan karena tanda-tanda kenaikan inflasi mengkhawatirkan investor tentang potensi kebijakan moneter yang lebih ketat.
Senin (17/5), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 56,12 poin atau 0,16% menjadi 34.326,01, indeks S&P 500 pun turun 10,42 poin atau 0,25% ke 4.163,43 dan Nasdaq Composite koreksi 50,93 poin atau 0,38% ke level 13.379,05.
Dari 11 sektor pada indeks S&P yang turun, pelemahan terbesar dialami oleh sektor teknologi, utilitas, dan layanan komunikasi, masing-masing turun antara 0,7% hingga 0,9%.
"Apa yang menyebabkan penurunan, tidak mengherankan bagi siapa pun, yakni kekhawatiran tentang inflasi dan suku bunga," kata Sam Stovall, Chief Investment Strategist CFRA Research di New York.
"Akibat hal itu menyebabkan kelompok pertumbuhan, khususnya saham teknologi dan konsumen, mengalami pelemahan. Sementara, beberapa kelompok yang lebih berorientasi pada value bertahan sedikit lebih baik."
Sebelumnya, indeks S&P 500 mencetak lompatan satu hari terbesarnya dalam lebih dari sebulan pada hari Jumat (14/5). Hal tersebut terjadi karena investor mengambil saham yang terpukul menyusul pelemahan di awal pekan lalu di tengah kekhawatiran tentang inflasi dan pengetatan yang lebih cepat dari perkiraan oleh Federal Reserve AS.
Baca Juga: Wall Street tertekan tanda-tanda inflasi AS
Data penghasilan pada minggu ini akan diteliti untuk petunjuk apakah kenaikan harga berdampak pada permintaan konsumen dan apakah pengecer dapat mempertahankan momentum pendapatan yang kuat.
Di sisi lain, saham terkait cryptocurrency seperti Marathon Digital, Riot Blockchain dan Coinbase turun antara 3% dan 7%. Penyebabnya, bitcoin berayun dalam perdagangan yang tidak stabil setelah bos Tesla Inc, Elon Musk, men-tweet tentang kepemilikan bitcoin di perusahaannya.
Sementara itu, berdasarkan data Refinitiv IBES, dengan musim pelaporan kinerja yang sudah berada di ujung, pendapatan keseluruhan untuk perusahaan pada indeks S&P 500 diharapkan telah naik 50,6% dari tahun lalu. Ini adalah laju terkuat dalam 11 tahun.
Dalam perdagangan ini, saham AT&T Inc, pemilik studio HBO dan Warner Bros, dan Discovery Inc, rumah bagi jaringan TV gaya hidup seperti HGTV dan TLC, bergejolak dan turun 2,69%. Perusahaan mengatakan bakal menggabungkan aset konten mereka untuk menciptakan hiburan global dan bisnis media yang berdiri sendiri. Selain saham AT&T turun yang, saham Discovery juga melemah sekitar 5,04%.
Selanjutnya: Malaysia siap lockdown total Selangor, jika gagal bendung lonjakan kasus Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News