kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street cenderung menguat meski data tenaga kerja jeblok


Rabu, 01 September 2021 / 21:22 WIB
Wall Street cenderung menguat meski data tenaga kerja jeblok
ILUSTRASI. Wall Street bergerak mixed di tengah pekan ini.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak mixed di tengah pekan ini. Data penggajian swasta yang lebih lemah dari perkiraan memicu harapan untuk perpanjangan stimulus dari bank sentral AS.

Rabu (1/9) pukul 21.15 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,14% ke 25.312. Indeks S&P 500 naik 0,09% ke 4.527. Nasdaq Composite menguat 0,55% ke 15.342.

Saham energi memimpin kenaikan premarket karena harga minyak mentah naik menjelang pertemuan OPEC+. Saham-saham bank yang sensitif terhadap suku bunga juga naik karena isyarat dari imbal hasil obligasi yang lebih tinggi. JPMorgan, Goldman Sachs, Citigroup dan Wells Fargo naik sekitar 0,5%.

Baca Juga: IHSG berpeluang rebound pada Kamis (2/9)

Indeks utama Wall Street telah mencapai rekor tertinggi baru-baru ini, dengan indeks acuan S&P 500 mencatat kenaikan solid 2,9% pada Agustus. Investor mengabaikan risiko peningkatan infeksi virus corona baru dan berharap Federal Reserve tetap dovish dalam mengambil kebijakan.

Laporan ADP, yang diterbitkan menjelang laporan ketenagakerjaan pemerintah yang lebih komprehensif pada hari Jumat, menunjukkan bahwa pengusaha swasta AS mempekerjakan pekerja jauh lebih sedikit daripada yang diharapkan pada bulan Agustus. Penggajian swasta meningkat 374.000 bulan lalu, meleset besar dibandingkan perkiraan 613.000.

"Jika kita melihat lapangan kerja melambat pada hari Jumat, Fed kemungkinan besar tidak akan mengisyaratkan pengurangan sampai pekerjaan kembali ke jalurnya," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA kepada Reuters.

Baca Juga: Kinerja obligasi korporasi di posisi teratas di periode Januari-Agustus

Gubernur The Fed Jerome Powell mengungkapkan bahwa pasar tenaga kerja yang membaik akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan untuk mengurangi pembelian aset secara besar-besaran. Data dari Institute for Supply Management kemungkinan akan menunjukkan bahwa ukuran aktivitas sektor manufaktur moderat ke 58,6 di Agustus dari 59,5 di bulan sebelumnya.

Survei sebelumnya pada hari Rabu menunjukkan aktivitas pabrik Asia dan Eropa kehilangan momentum pada Agustus karena pandemi virus corona mengganggu rantai pasokan.

Baca Juga: Turun 0,97% hari ini, IHSG diprediksi lanjut melemah pada Kamis (2/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×