kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.324   -16,00   -0,10%
  • IDX 7.208   41,13   0,57%
  • KOMPAS100 1.052   6,48   0,62%
  • LQ45 820   4,52   0,55%
  • ISSI 225   1,01   0,45%
  • IDX30 428   2,00   0,47%
  • IDXHIDIV20 507   2,28   0,45%
  • IDX80 118   0,52   0,44%
  • IDXV30 120   0,80   0,67%
  • IDXQ30 140   0,42   0,30%

Wall Street Berakhir Datar Usai DPR AS Loloskan RUU Pajak Trump


Jumat, 23 Mei 2025 / 04:43 WIB
Wall Street Berakhir Datar Usai DPR AS Loloskan RUU Pajak Trump
ILUSTRASI. Seorang pedagang bekerja di lantai Bursa Saham New York (NYSE) di Kota New York, Amerika Serikat, 19 Mei 2025. REUTERS/Jeenah Moon


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saham-saham di Wall Street sebagian besar berakhir mendatar dalam sesi perdagangan yang tidak menentu pada Kamis (22/5), setelah sebelumnya sempat melemah akibat lonjakan imbal hasil Treasury. 

Penurunan imbal hasil dari level tertingginya turut membantu pasar pulih setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak dan belanja yang diusulkan Presiden AS Donald Trump.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 1,35 poin menjadi 41.859,09, S&P 500 melemah 2,60 poin atau 0,04% ke level 5.842,01, sedangkan Nasdaq Composite menguat 53,09 poin atau 0,28% ke posisi 18.925,74.

Baca Juga: Wall Street Turun Tipis Setelah DPR AS Berikan Suara untuk RUU Pajak Trump

Kekhawatiran atas defisit anggaran AS baru-baru ini telah mendorong kenaikan imbal hasil Treasury dan menekan pasar saham. Namun, pada Kamis, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 5,4 basis poin menjadi 4,543%, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak Februari.

Indeks S&P 500 dan Dow Jones ditutup mendatar, sementara Nasdaq mencatatkan kenaikan tipis. Ketiga indeks utama Wall Street sebelumnya mengalami penurunan harian terbesar dalam sebulan pada Rabu, menyusul kekhawatiran atas utang pemerintah yang mendorong lonjakan imbal hasil Treasury.

DPR AS yang dikendalikan Partai Republik menyetujui RUU tersebut dengan selisih suara yang tipis.

RUU ini mencakup banyak janji kampanye Trump kepada basis politiknya, namun diperkirakan akan menambah utang nasional AS sebesar US$ 3,8 triliun dalam sepuluh tahun ke depan, menurut Congressional Budget Office yang bersifat nonpartisan. Total utang AS saat ini tercatat sebesar US$ 36,2 triliun.

Baca Juga: Wall Street Melorot, Fokus Investor Tertuju pada RUU Pajak Trump

Para investor juga mencermati dampak tarif yang diberlakukan Trump terhadap barang impor, termasuk implikasinya terhadap harga konsumen.

"Masalah hari ini adalah RUU pajak, yang tampaknya telah disahkan,"kata George Young, mitra sekaligus manajer portofolio di Villere & Co, New Orleans. 

"Tetapi kami memikirkan masalah potensial yang lebih besar dan dua hal utama yang dibahas adalah tarif dan suku bunga."

"Pasar membenci ketidakpastian dan kami masih memiliki beban tarif dan pasar obligasi, yang sama sekali tidak berpolitik dan sama sekali internasional," tambah Young.

Dari 11 sektor dalam indeks S&P 500, delapan di antaranya mencatatkan penurunan, dipimpin oleh sektor utilitas, layanan kesehatan, energi, dan kebutuhan pokok konsumen. Sebaliknya, saham sektor konsumen diskresioner, layanan komunikasi, dan teknologi mengalami penguatan.

Baca Juga: Wall Street Menguat Seiring Harapan Kesepakatan Dagang AS-Inggris

Saham-saham teknologi berkapitalisasi besar seperti Nvidia, Amazon, dan Tesla menguat. Saham Alphabet naik 1,3% dan menyentuh level tertinggi dalam hampir tiga bulan. Saham Apple ditutup turun 0,36%.

Saham perusahaan komputasi awan Snowflake melonjak lebih dari 13% setelah menaikkan proyeksi pendapatan produk untuk tahun fiskal 2026.

Namun, saham Analog Devices turun 4,6% meskipun perusahaan semikonduktor itu melampaui estimasi Wall Street untuk kinerja kuartalannya.

Saham-saham perusahaan energi surya, termasuk First Solar, merosot karena RUU pajak yang diajukan Trump diperkirakan akan mengakhiri sejumlah subsidi energi hijau. Saham First Solar ditutup melemah 4,3%.

Jumlah saham yang turun di Bursa New York (NYSE) melebihi saham yang naik dengan rasio 1,17 banding 1. Tercatat 68 saham menyentuh level tertinggi baru dan 99 saham mencapai level terendah baru di NYSE.

Baca Juga: Wall Street Akhir Pekan: Dow Turun 0,77%, S&P 500 Drop 1,11%, Nasdaq Jatuh 1,49%

Indeks S&P 500 mencatatkan empat titik tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan sembilan titik terendah baru. Sementara itu, Nasdaq Composite mencatatkan 49 titik tertinggi baru dan 109 titik terendah baru.

Volume perdagangan di bursa AS tercatat sebanyak 16,09 miliar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata 20 hari terakhir sebesar 17,56 miliar saham per sesi penuh.

Selanjutnya: Saatnya Perpanjang SIM Awal Mei, Datangi SIM Keliling Bekasi / Bogor Hari Ini (23/5)

Menarik Dibaca: 7 Daftar Drama Korea Park Bo Young, Bintang Our Unwritten Seoul di Netflix

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×