kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.202   22,00   0,14%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Wall Street anjlok setelah Jerome Powell peringatkan pelemahan ekonomi AS lebih dalam


Kamis, 14 Mei 2020 / 05:55 WIB
Wall Street anjlok setelah Jerome Powell peringatkan pelemahan ekonomi AS lebih dalam
ILUSTRASI. Wall Street kembali melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melemah untuk hari kedua berturut-turut setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan pelemahan ekonomi yang lebih dalam akibat pandemi virus corona dapat terjadi di Amerika Serikat (AS) jika Kongres tidak menyetujui dukungan fiskal tambahan. 

Pada penutupan perdagangan Rabu (13/5), Dow Jones Industrial Average ditutup ambles 516,81 poin, atau 2,17%, menjadi 23.247,97, S&P 500 turun 50,12 poin, atau 1,75%, menjadi 2.820 dan Nasdaq Composite melemah 139,38 poin, atau 1,55% ke 8.863,17.

Tekanan pada Wall Street memang terjadi setelah Powell menyampaikan bahwa The Fed sudah melakukan segala upaya guna mendukung perekonomian Negeri Paman Sam. Tetapi, dia kambali menegaskan hal tersebut mungkin tidak cukup untuk menghindari kerusakan ekonomi yang lebih dalam tanpa dukungan fiskal yang lebih besar.

Baca Juga: Wall Street turun menjelang pernyataan The Fed

"Dia mengatakan jika anda ingin menghindari pemulihan yang lambat dan kerusakan ekonomi jangka panjang, AS memerlukan respons fiskal yang kuat, secara efektif menempatkan tanggung jawab itu kembali ke pemerintah, bukan bank sentral," kata Shawn Cruz, Manager of Trader Strategy di TD Ameritrade di New Jersey.

Namun, Jeff Kleintop, Kepala Strategi Investasi Global Charles Schwab bilang, dengan adanya ketegangan baru antara Partai Republik dan Demokrat, tampaknya telah meredupkan prospek untuk dukungan fiskal tambahan dari Kongres. 

Selain itu, pelaku pasar juga lega dengan indikasi Powell bahwa Fed tidak akan mendorong suku bunga di bawah nol. Tetapi pernyataan Powell tentang suramnya ekonomi AS cukup mengejutkan.

Kleintop menambahkan, nada Powell lebih pesimistis daripada di masa lalu. "Pelaku pasar mulai memperkirakan bahwa mungkin ada lebih banyak berita buruk di luar sana daripada yang mereka ketahui saat ini," lanjut dia. 

Komentar Powell mengikuti aksi jual tajam di pasar saham pada hari Selasa (12/5). Hal ini terjadi setelah peringatan dari pakar penyakit menular terkemuka AS Anthony Fauci bahwa virus itu belum terkendali. Komentar Fauci memicu kekhawatiran tentang bagaimana ekonomi akan muncul dari minggu-minggu penguncian terkait virus.

Cruz pun menyebut, koreksi Wall Street pada penutupan perdagangan sesi ini adalah kombinasi dari komentar Fauci dan peringatan Powell. "Implikasi terbesar adalah bahwa beberapa kegiatan ekonomi yang telah hilang mungkin tidak akan pernah dapat dipulihkan," tegas dia.

Faktor negatif lainnya adalah keputusan oleh dewan independen yang mengawasi miliaran dolar untuk menunda rencana investasi di beberapa perusahaan China. "Itu menambah ketegangan menjelang pengumuman yang dikatakan Trump akan datang minggu ini pada kesepakatan perdagangan Fase 1 antara AS dan China," kata Kleintop.

Padahal, proyeksi pelaku pasar pada pemulihan ekonomi yang lebih cepat telah menopang pergerakan tiga indeks utama AS itu sekitar 30% dari posisi terendah di bulan Maret lalu. 

Baca Juga: Ini sejumlah sentimen negatif yang dapat menekan IHSG pada perdagangan Kamis (14/5)

Tetapi ketika para pejabat di seluruh dunia dan di beberapa bagian AS mulai melonggarkan aturan penguncian dengan tujuan untuk memulai kembali ekonomi lokal, kekhawatiran gelombang kedua infeksi Covid-19 telah mengurangi harapan itu.

Saham pada sektor energi turun 4,4% pada hari Rabu, menunjukkan persentase penurunan paling tajam di antara 11 sektor pada indeks uatama S&P. Saham bank yang sensitif terhadap suku bunga juga turun 4,4%, mengikuti penurunan dalam imbal hasil obligasi AS.

Ukuran ketakutan Wall Street, indeks volatilitas Cboe, naik untuk hari kedua. Terjadi kenaikan 2,24 poin menjadi 35,28 setelah menyentuh titik tertinggi sejak 4 Mei.

Saham Royal Caribbean Cruises Ltd anjlok di bawah 5% setelah meluncurkan penawaran obligasi senilai US$ 3,3 miliar. Obligasi tersebut menjaminkan 28 kapal yang dimilikinya setelah  memperkirakan kerugian besar untuk kuartal pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×