kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Wall Street Mengawali Tahun 2023 Dengan Penurunan, Harga Saham Apple, Tesla Jeblok


Rabu, 04 Januari 2023 / 05:03 WIB
Wall Street Mengawali Tahun 2023 Dengan Penurunan, Harga Saham Apple, Tesla Jeblok
ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada Selasa (3/1), hari perdagangan pertama tahun 2023.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada Selasa (3/1), hari perdagangan pertama tahun 2023 dengan hambatan besar dari Tesla dan Apple. Sementara investor khawatir tentang jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve karena mereka menunggu risalah dari pertemuan bulan Desember.

Pada perdagangan Selasa (3/1) yang berakhir pagi ini, indeks S&P 500 turun 15,36 poin atau 0,40% menjadi 3.824,14. Nasdaq Composite melemah 79,50 poin atau 0,76% menjadi 10.386,98. Dow Jones Industrial Average turun 10,88 poin atau 0,03% menjadi 33.136,37.

Saham produsen kendaraan listrik Tesla Inc mencapai level terendah sejak Agustus 2020. Harga saham Tesla memberikan tekanan pada sektor konsumen setelah meleset dari perkiraan Wall Street untuk pengiriman triwulanan.

Harga saham Apple Inc merosot dan mencapai level terendah sejak Juni 2021, setelah laporan dari Nikkei Asia menunjukkan permintaan yang lebih lemah. Selain itu, seorang analis menurunkan peringkat saham produsen iPhone ini karena pengurangan produksi di China yang dilanda Covid-19.

Sektor energi yang membukukan keuntungan luar biasa pada tahun 2022, memulai tahun ini di posisi merah karena harga minyak jatuh. Data aktivitas bisnis yang suram dari China dan kekhawatiran tentang prospek ekonomi global menyebabkan prospek permintaan yang lebih rendah.

Baca Juga: IHSG Diramal Menguat Lagi pada Rabu (4/1), Ini Rekomendasi Saham dari Analis

Indeks saham utama AS telah mengakhiri tahun 2022 dengan kerugian tahunan paling tajam sejak 2008. Penurunan pasar saham terjadi di tengah laju kenaikan suku bunga tercepat Federal Reserve sejak 1980-an untuk membasmi inflasi tertinggi dalam puluhan tahun terakhir.

"Meskipun tahun telah berganti, banyak masalah utama untuk pasar belum, khususnya dengan pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve karena masih mengkhawatirkan inflasi," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance di Charlotte, Karolina Utara kepada Reuters.

Zaccarelli menambahkan bahwa pasar berada di kondisi bearish. "Sampai The Fed benar-benar mengubah nadanya, ini adalah perjuangan berat untuk pasar," ujar dia.

Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles, juga mengutip kekhawatiran tentang permintaan Apple yang menciut. Dia juga mencermati penurunan tajam Tesla untuk kelemahan pasar yang lebih luas pada hari Selasa.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,55% ke 6.888 Pada Selasa (3/1), BRIS, EXCL, BRPT Jadi Top Gainers LQ45

S&P 500 telah turun 19,4% pada tahun 2022, menandai penurunan kapitalisasi pasar sekitar US$ 8 triliun. Sementara Nasdaq turun 33,1%, terseret oleh saham pertumbuhan.

Investor pada hari Rabu (4/1) akan memantau dengan cermat risalah pertemuan kebijakan Fed Desember. Bulan lalu, bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga sebesar 50 basis points setelah empat kali kenaikan 75 basis points berturut-turut. The Fed memberikan sinyal suku bunga bisa tetap lebih tinggi lebih lama.

Data ekonomi lainnya yang akan dirilis pekan ini termasuk laporan manufaktur ISM pada hari Rabu dan laporan pekerjaan bulan Desember pada hari Jumat.

Tekanan di pasar tenaga kerja bisa memberi The Fed alasan untuk melonggarkan pengetatan kebijakan moneternya. Tapi data sejauh ini menunjukkan bahwa pasar tetap ketat meski suku bunga dinaikkan.

Pelaku pasar uang melihat peluang 68% Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points menjadi 4,50% hingga 4,75% pada bulan Februari. Suku bunga diperkirakan memuncak pada 4,98% pada bulan Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×