Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .
Sementara itu, rilis data ekonomi menjadi pemberat pergerakan IHSG pada pekan ini. Rilis data PDB kuartal I AS mengalami kontraksi sebesar 4,8%, padahal sebelumnya pada kuartal IV- 2019 tumbuh 2,1%.
Kemudian, data Departemen Tenaga Kerja AS ada 3,84 juta orang mengajukan tunjangan pengangguran pada pekan lalu sehingga total enam minggu menjadi lebih dari 30 juta telah mengajukan tunjangan pengangguran.
Adapun, sejumlah sentimen lain penggerak IHSG pada pekan ini meliputi mulai rebound-nya harga minyak, rilis laporan keuangan emiten, dan sentimen positif The Fed yang mempertahankan suku bunga pada batas mendekati nol.
Dari dalam negeri, pasar saham pekan ini menguat lantaran ada kebijakan quantitative easing oleh Bank Indonesia. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, jumlah QE telah mencapai Rp 503,8 triliun dengan tambahan dari pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) dan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) sebesar Rp 117,8 triliun per Mei 2020.
Baca Juga: Prospek bisnis AKR Corporindo (AKRA) di tengah wabah virus corona
Hans menambahkan, penguatan IHSG juga diikuti aksi ambil untung pelaku pasar. Ia meramal, pasar berpeluang terkoreksi pada awal pekan depan, tetapi berpotensi menguat di akhir pekan.
Dalam hitungannya, level support sepekan IHSG berada di level 4.441 sampai 4.317 dan resistance di level 4.669 sampai 4.747. Ketika terjadi kenaikan, ia menyarankan pelaku pasar untuk tidak melakukan pembelian agresif, tetapi cenderung melakukan pembelian saham ketika terjadi koreksi atau pelemahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News