kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waduh, harga minyak WTI anjlok ke US$ 28,12 dan Brent jatuh ke US$ 32,12 per barel


Senin, 09 Maret 2020 / 12:11 WIB
Waduh, harga minyak WTI anjlok ke US$ 28,12 dan Brent jatuh ke US$ 32,12 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak terus merosot


Sumber: Bloomberg | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Runtuhnya aliansi antara anggota OPEC+ membuat harga minyak ambruk. Bahkan, kini harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) sudah berada di bawah US$ 30 per barel.

Mengutip Bloomberg, Senin (9/3) pukul 11.45 WIB, harga minyak jenis WTI kontrak pengiriman April 2020 di Nymex terjun bebas ke level US$ 28,12 per barel. Artinya, di awal pekan ini, harga minyak WTI sudah anjlok 31,88%.

Sementara itu, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures berada di level US$ 32,12 per barel. Posisi ini membuat harga minyak Brent turun 29,05% dibanding penutupan Jumat (6/3) di US$ 45,27 per barel.

Baca Juga: Perang harga minyak berlanjut, Goldman Sachs prediksi harga bisa mendekat ke US$ 20

Harga minyak jatuh setelah disintegrasi aliansi antara anggota OPEC+ memicu perang harga habis-habisan antara Arab Saudi dan Rusia yang memungkinkan memiliki konsekuensi politik dan ekonomi. 

Pelemahan harga minyak Brent kali ini adalah yang terbesar kedua setelah penurunan saat Perang Teluk di tahun 1991 lalu.

Putusannya aliansi antara Arab Saudi dan Rusia memang meruntuhkan harga minyak mentah dunia. Terlebih kerjasama diantara dua produsen utama minyak ini sudah menopang harga minyak sejak 2016 silam.

Harga minyak telah mengalami penurunan terbesar setiap Arab Saudi meluncurkan perang harga untuk mengusir pasar pesaingnya keluar dari pasar minyak global.

Analis pun memperkirakan, harga minyak akan terus turun karena dampak ekonomi dari virus corona dan juga perang harga ini.
Prospek perang harga pada kehancuran minyak bertambah jika AS terus menggenjot produksi minyaknya. 

Baca Juga: Sempat tembus US$ 1.700 per ons troi, harga emas mulai tertahan perang harga minyak

Kini Arab Saudi dan Rusia sama-sama bersaing menggelontorkan minyaknya. Saudi Aramco, produsen minyak Arab Saudi mengatakan kepada beberapa pelaku pasar bahwa mereka berencana meningkatkan produksi di atas 10 juta per barel pada bulan depan. Bahkan tak menutup kemungkinan produksi minyak Aramco dapat tembus ke 12 juta barel per hari. 

Rusia pun membalas, dengan mengatakan bahwa perusahaan minyak di Rusia bebas memompa minyak sebanyak yang mereka bisa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×